Sejarah

Bendera dan Panji – Panji Perang Di Kubu Pertahanan Sultan Intra Prista(R. Nila Prawata / Png. Trunajaya / Pnb. Maduretna)

Ilustrasi Panji Perang Pertahanan Sultan Intra Prista (R. Nila Prawata / Png. Trunajaya / Pnb. Maduretna)
Ilustrasi Panji Perang Pertahanan Sultan Intra Prista (R. Nila Prawata / Png. Trunajaya / Pnb. Maduretna)

Oleh:

Madura, 18 Agustus 2023

Perang dan identitas tentu adalah dua hal yang sangat berkaitan, karena memang tak hanya pertarungan fisik, namun juga simbol identitas dari masing – masing kubu. Identitas – identitas tersebut biasanya disimbolkan dalam berbagai bentuk regalia, pusaka, dan yang paling nampak ialah dengan bendera, panji – panji dan umbul – umbul perang. Tentunya di setiap dokumen peperangan selalu menyajikan tanda – tanda kebesaran berupa bendera dari masing – masing kubu, termasuk pula dalam Perang Trunajaya.

Hanya sedikit sumber primer ditemukan, terkait bendera dan panji – panji perang yang digunakan oleh pasukan Sultan Intra Prista (R. Nila Prawata / Png. Trunajaya / Pnb. Maduretna). Sejauh ini, hanya tiga sumber primer yang dapat didapat. Dua di antara sumber primer tersebut menyebutkan bendera – bendera Panembahan Maduretna dalam Pertempuran Surabaya, 13 Mei 1677, dan satu sumber primer lainnya berupa peta yang menggambarkan bendera di beberapa benteng pertahanan beliau di Jawa dan Madura. Sumber – sumber yang dimaksud adalah laporan resmi Speelman tentang pertempuran Surabaya yang ditulisnya pada 14 Juni 1677, Daghregister tertanggal 24 Juni 1677, serta peta ekspedisi Hurdt di masa ia menyerang benteng utama Kediri pada 25 November 1678.

Laporan Speelman pada 14 Juni 1677 membahas tentang Pertempuran Surabaya, 13 Mei 1677, dan menyebut keterangan soal bendera pasukan Panembahan Maduretna, yakni:
– 2 bendera berwarna putih.
– 1 bendera bergambarkan sosok asing (bagi VOC), namun populer bagi masyarakat Jawa.
– 1 bendera yang dihias dengan perada, sayangnya tidak disebutkan warna dan gambar yang tertera pada bendera ini.

Daghregister, 24 Juni 1677 memperjelas keterangan Speelman. Disebutkan bahwa dari Pertempuran Surabaya, 13 Mei 1677, pasukan VOC hanya membawa 3 bendera Panembahan Maduretna sebagai rampasan perang. Dokumen ini tidak menyebutkan detail masing – masing bendera, namun hanya terfokus pada satu bendera yang “mengagumkan” bagi VOC, yakni bendera yang bergambarkan sosok sedang mencabut pohon dari akarnya (Di era kemudian, Pigeaud mengidentifikasinya sebagai tokoh Hanuman dari cerita Ramayana. Diketahui pula pada tahun 1735, bendera serupa juga terdapat pada pasukan sepupu tokoh besar Madura ini, yakni Pangeran Cakraningrat IV. Dimungkinkan kuat sebagai wujud kesatuan nafas perjuangan antara keduanya). Kemudian bendera – bendera itu dipajang di Kastil Batavia.

Peta ekspedisi Hurdt tahun 1678 menggambarkan beberapa simbol bendera di benteng – benteng pertahanan kubu Sultan Intra Prista, dan juga benteng Karaeng Galesong di Kapar, antara lain:
– Bendera berwarna merah tua di benteng Karaeng Galesong di Kapar.
– Bendera berwarna merah jambu di benteng utama kota Kediri, yang didalamnya memuat simbol yang terlalu samar untuk dilihat, sehingga sulit untuk diidentifikasi.
– Bendera berwarna kuning dengan gambar dua pedang bersilang yang juga terdapat di benteng utama kota Kediri. Menariknya, bendera ini digambarkan lebih besar dan lebih tinggi. Mungkinkah ini bendera utama beliau?
– Umbul – umbul berwarna merah darah yang tersebar di benteng – benteng pertahanan beliau baik di Jawa maupun Madura.

Infografis dan Rekonstruksi oleh:
Muhammad Rizki Taufan
Madura, 18 Agustus 2023

Rujukan
Daghregister, 24 Juni 1677
Hurdt, 1678
Speelman, 14 Juni 1677

Exit mobile version