BANGKALAN – Program keaksaraan fungsional (KF) di Bangkalan, Madura belum banyak membantu menekan angka buta huruf. Pasalnya, hingga saat ini masih ada sekitar 74 ribu warga di Kota Dzikir dan Sholawat ini belum bisa baca-tulis.
Kepala Bidang Paud Dinas Pendidikan Jufri menuturkan, apabila dibanding dengan sebelumnya, angka buta huruf di Bangkalan mengalami penurunan.
Menurutnya, di tahun 2015 jumlah warga buta huruf di kabupaten paling barat di Pulau Madura ini, sebanyak 80.617 orang, dan pada 2016 menurun menjadi 76.517 orang.
“Pada akhir 2017, jumlah warga buta huruf di Bangkalan ini menjadi 74.217 orang, atau berkurang sebanyak 2.300 orang,” kata Jufri, Minggu (18/11).
Dia menjelaskan, banyaknya masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Bangkalan di bawah nahkoda kepemimpinan R. Abdul Latif Amin Imron-Mohni.
Wakil Bupati Bangkalan Mohni berkomitmen akan menurunkan angka buta huruf. Program KF dinilai sudah digencarkan. Hanya saja dalam pelaksanaannya perlu banyak dievaluasi. Artinya jangan sampai putus ditengah jalan.
“Angka buta aksara harus kami tekan semaksimal mungkin,” ujar mantan Kepala Disdik itu.
Dia menyarankan agar Disdik menganggarkan untuk program pengentasan buta aksara itu. “Karena kalau hanya bergantung pada bantuan anggaran dari Pemerintah pusat, dalam 10 tahun kedepan pengentasan buta aksara tidak akan selesai,” sambungnya.
Di lain sisi, pihaknya akan mendorong disdik untuk membuat kebijakan strategis. Kemudian diusulkan untuk bekerja sama dengan para guru. Sehingga program KF ini bejalan optimal. “Kami upayakan angka buta huruf di Bangkalan menurun sekecil mungkin,” pungkasnya. (Tia)