SAMPANG – Ulama kharismatik Habib Lutfi bin Yahya datang ke Sampang buat hadir di tabligh akbar. Kehadirannya di Kabupaten Sampang disambut oleh ribuan jamaah yang sejak pagi sudah memadati Lapangan Wijaya Kusuma, tempat dilaksanakan acara tersebut Sabtu, 16 Februari 2019.
Tabligh akbar yang dihadiri Habib Lutfi itu dilaksanain sama Polres Sampang dengan tema “Melalui Tabligh Akbar, Istigotsah dan Doa Bersama Ciptakan Situasi Kamtibmas dan Pemilu 2019, Aman, Damai dan Sejuk di Kabupaten Sampang”.
Menjelang tabligh akbar itu masyarakat Sampang sudah mempersiapkan diri sejak pagi untuk berjumpa dengan Habib Lutfi. Rombongan demi rombongan berdatangan dari pelosok Sampang dan dari kabupaten lain di Madura. Sementara Habib Lutfi sendiri baru dateng sekitar jam setengah 3 sore.
Habib Lutfi disambut para pimpinan daerah di Sampang dan transit sebentar di Mapolres Sampang. Selanjutnya segera bergabung dengan ribuan jamaah. Sebelum dimulai, jamaah tabligh akbar udah nungguin di lapangan sambil shalawatan.
Kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya segera terdengar begitu Habib Lutfi datang dan tabligh akbar dimulai. Abis itu dibacakan teks Pancasila dan bersama-sama baca ikrar bersama dan deklarasi pemilu damai. Sebagai Kepala Daerah Sampang, H, Slamet Junaidi nyampein sambutan di tabligh akbar itu.
Habib Lutfi Ajak Pemuda Laksanakan Cita-Cita Ulama
Idi (sapaannya) mengajak warga Sampang di tabligh akbar untuk selalu bermunajat pada Allah supaya pemilu 2019 nanti aman, damai dan berlangsung demokratis. Dia ngingetin bahwa kabar hoax juga merupakan masalah yang harus dihindari bersama.
Dia mengajak warga Sampang untuk bersama-sama menjaga persatuan. “Kejadian di sejumlah negara timur tengah yang larut dalam perang saudara harus jadi cermin dan pelajaran. Jangan sampai hal itu terjadi di bumi Indonesia ini,” tegasnya.
Habib Lutfi kemudian menyampaikan ceramah. Diajaknya seluruh peserta tabligh akbar supaya tidak melupakan sejarah. Terutama bagi yang masih muda. Beliau juga mengimbau pada jamaah yang hadir agar bisa saling menghargai. “Hargai diri kita sendiri sebelum menghargai orang. Kalau kita belum menghargai diri sendiri bagaimana akan menghargai orang lain,” tuturnya.
Maka dalam hal sejarah dan saling menghargai itu, Habib Lutfi mengingatkan jamaah bahwa semua harus menghormati dan melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu. Yaitu para ulama yang telah gugur dalam upaya memerdekakan Indonesia. Sehingga para ulama tidak kecewa kepada penerus bangsa yang tidak mampu melaksanakan cita-cita bangsa. (ano)
