BANGKALAN – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023. Kampus UTM termasuk salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Madura yang dipercaya memfasilitasi penyelenggaran UTBK-SBNT di Jawa Timur.
Tercatat, sudah lima tahun terakhir Universitas Trunojoyo Madura diberikan kepercayaan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud), untuk menyelenggarakan UTBK-SBNT.
Rektor UTM, Dr. Safi’ menuturkan bahwa Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) gelombang I dilaksanakan mulai hari ini, Senin 8 Mei 2023 hingga 14 Mei 2023. Menurut Safi’ Sebanyak 3.465 dari total kuato 6.020 peserta yang terbagi menjadi dua gelombang memilih ikut seleksi SBNT di UTM
“Kita sudah persiapkan jauh sebelumnya. Dan alhamdulillah pada hari pertama UTBK berjalan lancar tidak ada kendala. Walaupun ada 6 peserta yang tidak hadir mengikuti UTBK. Tidak tahu alasannya karena tidak ada pemberitahuan,” ujar mantan Dekan FH UTM tersebut.
Dijelaskan Safi’ bahwa dari ribuan peserta UTBK memang rata-rata mayoritas dari Pulau Madura.
“Kita tidak tahu asal peserta, hanya saja kemungkinan besar mayoritas Madura. Karena kalau surabaya akan cenderung memilih kampus terdekatnya untuk melaksanakan UTBK,” terangnya.
Namun secara prosedur menurut Dr. Safi’ peserta memilih tes di UTM dan kampus lain di Jatim tidak jauh berbeda. Panitia UTBK di Universitas Trunonoyo juga menerapkan pengawasan dengan maksimal. Seperti saat akan masuk ruangan hinnga selesai pengerjaaan ujian.
“Yang jelas sebelum masuk ruangan, panitia melakukan pengecekan peserta secara ketat. Termasuk menggunakan metal detector sebagai antisipasi peserta membawa peralatan yang dilarang. Termasuk mengecek wajah peserta oleh panitia kroscek apakah sama wajah peserta dengan foto wajah dari panitia. Termasuk handphone.,” tuturnya.
Termasuk hasil UTBK menurut Safi’ tidak bisa diintervensi dengan cara apapun. Sebab hasil UTBK sudah by system sehingga tidak ada ruang untuk merubah dan memanipulasi hasil ujian. Karena sudah sesuai dengan by system.
“Semoga semuanya berjalan dengan lancar dan semua peserta mematuhi aturan yang panitia sudah informasikan sebelumnya. Seperti tidak memakai joki, tidak memakai contekan dan tidak boleh membawa peralatan yang dilarang. Sehingga peserta harus menerima segala hasil yang peserta sudah lakukan sendiri,” pungkasnya.
Ditambahkan Safi’ dalam pelaksanaan tes digelar dua sesi, yakni pagi dan siang. Dan secara teknis panitia masih menerapkan protokol kesehatan sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.
“Meski PPKM di cabut kita masih menerapkan protokol kesehatan karena informasinya sekitar kita masih ada covid,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Safi, dari ribuan peserta UTBK di UTM, juga terdapat 7 peserta yang terbilang Disabilitas. Tujuh peserta tersebut menjadi atensi panitia dalam memberikan pelayanan namun secara fasilitas masih sama dengan peserta lainnya
“Ada 7 peserta Disabilitas yang sudah ikut tes UTBK. Bukan Tuna Netra hanya kekurangan normal fisik saja. Para Peserta UTBK yang difabel mendapat fasilitas sama seperti yang normal. Namun kita layani dengan prima dan ramah difabel,” pungkasnya. (sam)