Opini

Peluang Jokowi Merebut Suara Prabowo di Madura

Yoyonk-Ahirullah_Edited
Yoyonk-Ahirullah_edited

(Pengantar parade opini dengan tema: Suara dan Nilai Tawar Madura di Tahun Politik)

Agenda besar politik Indonesia segera mencapai puncaknya pada 2019 mendatang. Madura merupakan salah satu entitas geografis dan demografi yang juga akan turut dalam agenda 5 tahunan itu. Pemilihan presiden (Pilpres), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI – Provinsi dan Kabupaten.

Dalam kancah perpolitikan nasional, Madura tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam perpolitikan Madura adalah bagian yang tak terpisahkan. Bahkan menjadi salah satu penentu dalam hiruk pikuknya jika didasarkan pada ungkapan Jawa Timur sebagai barometer politik nasional.

Madura memang hanya sebuah pulau yang ada di sebelah timur Pulau Jawa yang luasnya menurut laman Wikipedia kurang lebih 5.168 km2 saja. Penduduknya juga tidak banyak-banyak amat. Hingga kini diperkirakan sebanyak 4 juta jiwa saja. Dengan keterwakilan jumlah kursi di parlemen masing-masing kabupaten sebanyak 45 kursi, di provinsi 12 kursi, di pusat 9 kursi dan wakil di DPD 1 orang.

Namun, apakah Madura hanya sebatas geografis pulau dan penduduk di dalamnya? Jawabannya: tidak. Madura bukan hanya sekadar nama pulau, melainkan identitas. Maka secara politik pun identitas tersebut sangat fleksibel. Madura kemudian ada di di hampir semua wilayah di Indonesia karena memang memiliki kebiasaan merantau.

Khususnya di Jawa Timur, identitas Madura jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. Pada wilayah tapal kuda, Madura mengisi hampir di semua lini dan bidang. Kawasan Jawa Timur mulai dari Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo hingga sebagian Banyuwangi sangat diwarnai oleh Madura.

Pergerakan politik nasional, dalam hal ini Pilpres 2014 lalu, Jawa Timur merupakan penyumbang suara terbanyak kedua setelah Jawa Barat. Untuk Prabowo, Jawa Timur menyumbang suara sebanyak 10.277.088 suara, terbanyak kedua setelah sumbangan suara dari Jawa Barat sejumlah 14.167.381 suara. untuk Jokowi, Jawa Timur menyumbang suara sebanyak 11.669.313, terbanyak setelah sumbangan suara dari Jawa Tengah sebesar 12.959.315. Data berdasarkan rilis KPU Pilpres 2014.

Di tingkat kabupaten-kabupaten se Jawa Timur, persaingan suara Prabowo dan Jokowi 2014 sangat beragam. Berdasarkan berita di laman Republika.co.id, Prabowo menang di 14 kabupaten/kota dan Jokowi menang di 24 kabupaten/kota. Madura dan tapal kuda mayoritas berpihak pada Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa dengan nomor urut 1.
Melihat kenyataan dan data pilpres 2014, Madura punya nilai tawar yang cukup tinggi untuk menentukan pilihannya. Apakah akan tetap mempertahankan pilihannya pada Prabowo yang sudah kalah pada 2014. Atau akan mengalihkan dukungannya pada Jokowi pada 2019 mendatang.

Prabowo dan Jokowi tentu punya pertimbangan dan strategi sendiri-sendiri untuk meraih dukungan dari Madura. Tapi yang pasti keduanya harus berupaya ekstra. Di Madura kemampuan kubu Prabowo akan diuji untuk mempertahankan dukungan. Di Madura, kubu Jokowi ditantang untuk merebut suara.

Jadi, bagaimana “Suara & Nilai Tawar Madura di Tahun Politik” yang akan datang???
Mari kita berdiskusi dengan tulisan. (*)

Exit mobile version