Ekonomi

Harga Beras di Kabupaten Sumenep Terus Meroket

Petugas Saat Mengecek Harga Beras Di Salah Satu Pasar.
Petugas saat mengecek harga beras di salah satu pasar.

SUMENEP – Kenaikan harga beras yang terus meroket membuat resah masyarakat, seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Sumenep.

Saat ini, harga beras kualitas premium jenis bengawan, per kilonya mencapai Rp 13.400, setelah pekan lalu dibandrol dengan harga Rp 13.200. 

Sedangkan harga beras kualitas medium, mencapai angka Rp 12.500 per kg, naik Rp 500 dibanding pekan lalu Rp 12.000 per kg.

Jika tak dapat dikendalikan dan ditangani dengan tepat, kenaikan harga tersebut, dikhawatirkan akan berdampak pada tingginya angka inflasi di Kabupaten Sumenep. 

Menanggapi hal itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep Dadang Dedy Iskandar menyebutkan bahwa pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, guna menekan pelonjakan harga beras. 

Pihaknya bersama Diskopindah untuk langkah jangka pendek saat ini secara gencar akan melakukan operasi pasar di sejumlah titik, termasuk wilayah kepulauan. Serta memastikan, kegiatan itu tepat sasaran. 

Tak hanya itu, dirinya juga telah bersinergi dengan Bulog Pamekasan yang menaungi wilayah Madura, terkait penyediaan stok beras sehingga menurutnya, untuk ketersediaan beras di Kabupaten Sumenep masih terbilang aman. 

“Untuk langkah pendeknya, kami gencarkan operasi pasar. Kemarin, kami sudah melaksanakan operasi di Pasar Anom dengan menggelontorkan 4,5 ton dan 3 ton beras di Pasar Bangkal,” jelasnya. 

Sedangkan untuk solusi jangka panjang, pihaknya akan kembali mengaktifkan program Pemerintah Provinsi (Pemprov), yakni bekerjasama dengan Kabupaten/kota lain, terkait pengiriman komoditas andalan masing-masing daerah. 

Selanjutnya, memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumenep, sebagai ujung tombak pemasok berbagai komoditi kepada pasar-pasar yang ada di wilayah setempat. Sehingga, dengan demikian, tidak akan terjadi selisih harga yang tinggi antar pasar. 

“Kami juga akan memastikan, bahwa kondisi BUMD kita sehat,” paparnya. 

Pihaknya, bersama dengan Dinas Pertanian, nantinya juga akan berkoordinasi dengan para petani lokal, agar tidak lagi menjual hasil panen dalam bentuk gabah. Tentunya, juga dengan mencarikan target pasar yang jelas. 

Dadang menegaskan, Pemkab Sumenep memang telah berkomitmen untuk terus menekan angka inflasi, hingga kemiskinan yang terjadi di wilayah Kota Keris. 

“Masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan, kami akan lakukan upaya semaksimal mungkin, untuk menekan angka inflasi dan kemiskinan di Sumenep,” tandasnya. (man)

Exit mobile version