SAMPANG – Kegagalan Alyadi Mustofa saat kembali maju sebagai Calon Legislatif Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur menjadi sorotan banyak pihak.
Politisi asal Kabupaten Sampang itu diduga menjadi korban begal suara yang mengakibatkan dirinya gagal duduk di kursi DPRD Jawa Timur untuk yang ketiga kalinya.
Di tahun 2019 lalu, Alyadi memeroleh suara terbanyak nasional di Internal PKB, dan menduduki kursi Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur.
Alyadi Mustofa mengawali karir politiknya sebagai anggota DPRD Sampang, kemudian dua periode berturut-turut selanjutnya terpilih sebagai anggota DPRD Jatim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dari hasil rekapitulasi di tingkat Provinsi, Alyadi memperoleh suara tinggi sebesar 152.000 namun masih kalah dengan dua rekan separtainya Moh. Fauzan Jakfar dan Nur Faizin.
Kegagalan Alyadi dikarenakan PKB hanya bisa mendapat dua kursi, namun dirinya berkeyakinan bahwa hasil rekapitulasi internal timnya berdasar C1 Hasil mendapat 180.000 suara.
“Total kehilangan sekitar 30 ribu suara, kita meyakini ada peran oknum bertangan kotor yang sengaja menggembosi hasil suara sebab suara itu pindah ke calon lain,” ungkapnya.
Walaupun legowo, Alyadi namun tetap melakukan langkah pelaporan ke Bawaslu untuk mendapatkan upaya hukum atas hilangnya suara tersebut.
Kelogowoan Alyadi menguatkan publik bertanya – tanya terhadap langkah politiknya kedepan mengingat Pemilihan Kepala Daerah di Sampang akan berlangsung November mendatang.
Bahkan, beredar poster Alyadi yang merupakan politikus PKB tersebut disandingkan dengan Mantan Bupati Sampang H. Slamet Junaidi.
Alyadi yang merupakan representasi perwakilan PKB dianggap cocok bergandengan dengan H. Slamet Junaidi dari Partai Nasdem.
Bahkan, Partai Nasdem dan PKB saat pengusulan Pj Bupati saat itu seirama dan merujuk dari koalisi di pusat saat Pemilihan Presiden pun juga bersama yang juga dimungkinkan akan dilanjutkan di Pilkada.
“Kalau sama yang ini pas, karena beliau sudah menjabat DPR Jatim dua periode,” tulis salah satu akun di platform Tiktok.
Walaupun demikian, dinamika politik akan terus berkembang sehingga publik akan menanti hingga masa pendaftaran calon Pilkada yang akan digelar Agustus mendatang tiba. (red)