BANGKALAN – Mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi proyek penelitian bertajuk Menuai Harapan, Energi Terbarukan, Air Bersih, dan Garam Berkualitas untuk Komunitas Petani Garam Madura melalui Budidaya Rumput Laut yang diluncurkan di Kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan, Kamis (22/2/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor UTM Dr. Safi’, Konsul Jendral Australia di Surabaya Fiona Hoggart, perwakilan dari Koneksi serta Rektorium UTM.
Khofifah didapuk sebagai tokoh pembangunan Jatim ini mengaku optimistis bahwa proyek kerja sama antara Universitas Trunojoyo Madura dengan Newcastle University dan RMIT University Australia serta Kementerian KKP ini akan mendorong kesejahteraan masyarakat Madura.
Khususnya para petani garam serta juga akan menjadi solusi permasalahan air bersih bagi masyarakat Madura di kawasan pesisir.
“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung proyek ini karena mengintegrasikan antara budidaya rumput laut, pertanian garam dan pembangkit listrik tenaga surya dan optimis proyek ini akan menghasilkan rumput laut dan garam berkualitas tinggi, air minum, serta energi listrik yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani garam di Madura,” ungkapnya.
Terlebih proyek tersebut juga mendapatkan dukungan sepenuhnya dari dana hibah Knowledge Partnership Platform Australia Indonesia (Koneksi).
Menurut Khofifah, hal ini merupakan perwujudan kongkrit kolaborasi antara lembaga pemerintah dan masyarakat dua negara untuk mengatasi tantangan masa kini dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan bahwa rumput laut terkenal karena menyerap dan menyimpan karbon dioksida atmosfer serta meningkatkan kualitas air laut.
Meskipun penelitian tentang penggunaan budi daya rumput laut sebagai solusi perubahan iklim semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, penelitian tentang menghubungkan budi daya rumput laut dengan bentuk kegiatan pertanian lainnya untuk menghasilkan manfaat lingkungan dan sosial-ekonomi masih sedikit.
“Dengan kondisi perubahan iklim yang ekstrem, proyek-proyek yang mendatangkan manfaat bagi lingkungan dan berdampak pada sosial ekonomi sangat dibutuhkan. Maka yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup banyak aspek, yang insya Allah bermanfaat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Madura,” tegasnya.
Ia pun menyorot tentang eksplorasi kelayakan integrasi budidaya rumput laut, desalinasi air laut, dan pabrik garam yang dilakukan di proyek tersebut dimana penelitian ini merancang siklus termodinamika organik yang menggerakkan proses osmosis balik guna menghasilkan energi terbarukan, makanan, dan air bersih layak minum sambil menangkap karbon dioksida atmosfer.
Menurutnya ini adalah bentuk kongkrit dari ilmu terapan yang diimplementasikan guna menjawab permasalahan yang ada di Madura khususnya para petani garam. “Ilmu terapan semacam ini sangat dibutuhkan. Untuk itu, peranan perguruan tinggi dan juga pemerintah sangat erat khususnya dalam menerapkan keilmuan untuk menjawab permasalahan yang ada di masyarakat,” lanjut Khofifah.
Ke depan Khofifah mendorong proyek-proyek berwawasan lingkungan dan pengembangan energi baru terbarukan bisa terus dikembangkan di Jatim. Hal ini dikatakan Khofifah akan turut mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 mendatang. (ang)