BANGKALAN – Pembangunan hotmix di jalan kabupaten Labang-Kwanyar tampaknya disorot masyarakat. Proyek yang baru selesai itu dituding tidak tepat sasaran. Sebab akses jalan yang dihotmix merupakan jalan yang masih layak dilewati pengendara.
Pantauan taberita, Selasa (20/11), jalan hotmix berukuran kurang lebih 2000 x 3 meter. Dikerjakan secara bertahap, dan dilakukan siang dan malam. Saat ini pengerjaannya sudah tuntas.
Meski demikian, banyak kritikan datang dari masyarakat. Mereka menuding pembangunan jalan hotmix tidak melalui kajian. Sehingga kelayakan pembangunan, jauh dari nilai plus. Masyarakat menilai dari sisi kebutuhan, banyak daerah yang lebih layak dihotmix ketimbang Jalan Labang-Kwanyar.
Aktivis pembangunan di Bangkalan Kahya Arifin mengatakan, pembangunan jalan harus memenuhi unsur kajian. Satu diantarnya memenuhi kelayakan untuk dibangun.
“Saya perhatikan Jalan Labang-Kwanyar memang agak bagus. Tapi kurang paham kenapa pemerintah lebih memilih di jalan sana,” kata Kahya, Selasa (20/11).
Selan itu, kata Kahya, ukuran akses pintasan masyarakat juga ikut dikaji. Misalnya jalan rusak parah, namun akses jalan yang dilewati tergolong tinggi, demikian bisa menjadi ukuran. Kemudian memperbandingkan jalan yang sama-sama jalan kabupaten.
Menurut dia, apabila diukur dengan Jalan Blega-Modung, jalan tersebut jauh lebih layak dibangun hotmix. Padahal di jalan tersebut satu pintasan di lintas jalan wilayah selatan Bangkalan. Bahkan ukuran kerusakan jalan jauh lebih parah ketimbang Jalan Labang-Kwanyar.
“Kerusakan Jalan Blega-Modung sangat parah. Ukuran jaraknya kisaran 9 kilogram (Kg). Ketika kemarau, jalan dipenuhi debu. Namun ketika hujan, jalan dipenuhi lumpur,” ujarnya.
Kahya berharap pemerintah fleksibel dalam memetakan pembangunan jalan. Jalan yang tidak begitu rusak parah, agar tidak dibangun hotmix. “Intinya mendahulukan yang lebih membutuhkan,” sarannya.
Sebagai pengontrol kinerja pemerintah, anghota legislatif ikut bersuara. Ketua Komisi C DPRD Bangkalan Suyitno menuturkan, pembangunan hotmix harus menyesuaikan dengan kekuatan anggaran. Sebab pembangunan hotmix tidak hanya satu rupa jenis.
Soal kajian pemetaaan lokasi, Suyitno tidak terlalu mengkaji. Namun secara umum pembangunan infrastruktur terjadwal rinci di APBD. “Anggarannya ada, bebas mau dibangun. Tapi yang sulit ketika tidak ada anggaran,” pungkasnya. (tia)