PAMEKASAN – Seorang saksi dari Partai Bulan Bintang (PBB) menjadi korban pemukulan oknum aparat saat rapat rekapitulasi KPU Kabupaten Pamekasan.
Azif Mawardi yang juga Ketua Bappilu PBB Pamekasan membeberkan bahwa Minggu (3/3/2024) sekitar pukul 19.30 WIB dimulai sidang pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara.
Kemudian sekitar pukul 21.22 WIB, dia keluar dari gedung PKPN di Jalan Kemuning, Kabupaten Pamekasan sebab rekapitulasi tersebut ditunda sampai Senin (4/3/2024) sehingga bersama teman-temannya duduk di depan gedung PKPN tersebut.
Namun, lanjut Azif di depan PKPN tersebut sudah ramai karena ada beberapa orang yang ingin menggantikan mandat saksi tapi dari pihak KPU Pamekasan tidak memperbolehkan, sehingga sempat terjadi keributan di depan gedung PKPN.
Sekitar pukul 22.00 WIB, karena keributan tersebut semakin ramai, anggota Brimob berusaha untuk membubarkan massa.
”Kemudian ada salah seorang anggota polisi yang menyuruh saya membubarkan diri, tapi saya memberikan alasan bahwa motor saya masih belum bisa keluar,” jelas Azif.
Setelah itu, anggota polisi tersebut menyeret motornya sehingga motornya mengalami beberapa kerusakan.
”Saya tegur lah anggota polisi itu karena sudah merusak motor saya namun oknum anggota Brimob itu tidak terima dan langsung memukul saya,” terangnya.
Atas kejadian tersebut, Azif langsung membuat laporan pengaduan ke Polres Pamekasan dengan Nomor: LPM/112/SATRESKRIM/III/2024/SPKT Polres Pamekasan, Senin (4/3/2024).
Sementara itu, Ketua DPP Partai Bulan Bintang Cak Abd Rohim mengutuk keras kejadian yang menimpa kadernya dan meminta penegak hukum untuk menindak pelaku pemukulan.
”Saya sebagai Ketua DPP PBB dan juga Korwil PBB Jawa Timur tidak terima dan mengutuk keras kejadian tersebut, pihak aparat penegak hukum harus menindak tegas pelaku pemukulan,” terangnya.
Rohim juga sangat menyayangkan atas kejadian tersebut sebab, akibat kejadian tersebut banyak suara PBB yang dihilangkan.
”Kita sangat yakin sebenarnya suara PBB di hampir semua daerah Pamekasan bagus, tapi karena perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab suara PBB banyak dihilangkan dengan sengaja,” tegasnya. (wan)