Lingkungan

Soroti Kinerja DLH, HMI Bangkalan : Anggaran Puluhan Miliar Tak Bisa Selesaikan Problematika Sampah

Aktivis Mahasiswa Saat Melakukan Audensi Dengan Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan.
Aktivis mahasiswa saat melakukan audensi dengan Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan.

BANGKALAN – Persoalan sampah di Kabupaten Bangkalan hingga kini belum ada solusi, kini giliran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan mempertanyakan kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan.

Para aktivis menilai kinerja DLH tidak efektif dalam mengurusi sampah di Bangkalan, pasalnya polemik tersebut terus menjadi problem ditengah masyarakat.

Padahal DLH telah melakukan perencanaan dan menghabiskan anggaran Miliaran untuk penanganan sampah.

Sehingga puluhan miliar setiap tahun dianggarkan untuk penanganan sampah perlu dipertanyakan bahkan anggaran DLH Bangkalan perlu diaudit oleh aparat penegak hukum, mengingat anggaran besar tapi kinerja terkesan kosong alias tidak ada solusi.

Koordinator HMI Bangkalan Dwiki mengatakan bahwa kinerja DLH dalam mengurusi sampah seolah tidak serius sebab bertahun tahun mempersiapkan rencana dan menghabiskan anggaran tetapi hasilnya sampah belum ditangani dengan baik.

“Penolakan masyarakat terhadap sampah ini sudah menjadi bukti, kalau pengelolaan dari Pemerintah Daerah tidak efektif,” ujarnya, Rabu, (19/7/2023).

Pihaknya meminta DLH segera menentukan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau Tempat Pemprosesan Sementara (TPS), selain itu harus ada tong atau bak sampah di titik yang dinilai ramai dan banyak sampah.

“Sosialisasi sadar lingkungan pada masyarakat ini masih kurang, utamanya para pedagang kaki lima,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala DLH Bangkalan Anang Yulianto mengatakan bahwa audiensi yang dilakukan HMI Bangkalan merupakan bentuk kepedulian lingkungan sebab persoalan sampah tidak bisa diselesaikan sekaligus karena ada 100 ton sampah setiap harinya.

“100 ton ini bukan sampah sedikit, kami sudah berupaya menguranginya secara bertahap,” tuturnya.

Adanya TPS3R, RDU sudah mengurangi sampah sebanyak 30%, sedangkan untuk lokasi TPA, dan penyelesaian masalah sampah di bekas TPA Desa Buluh, Kecamatan Socah masih tahap pendekatan pada warga.

“Ada yang sudah kami lakukan hasilnya jelas, tapi memang tidak bisa selesai sekaligus, harus didukung banyak pihak,” pungkasnya. (ang)

Exit mobile version