Berita

Dewan Tuding Program Wirausaha Santri Unggulan Bupati Sumenep Tidak Jelas Outputnya

Img 20230808 Wa0028 Dewan Tuding Program Wirausaha Santri Unggulan Bupati Sumenep Tidak Jelas Outputnya

SUMENEP – Komisi IV DPRD Sumenep Masdawi bakal melakukan evaluasi dan pemangkasan terkait anggaran pada program wirausaha santri atau enterpreneur yang dialokasikan salah satu dinas di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.

Hal itu dilakukan, lantaran dirinya menilai output dari program itu masih belum terlihat sementara di satu sisi Dinas Kebudayaan Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep melakukan pengajuan penambahan anggaran.

“Pada tahun 2024 nanti, kita harus melihat dahulu output yang dilakukan di 2023. Ada atau tidak dan jelas atau tidak outputnya,” ungkapnya Selasa (08/08/2023).

Masdawi mempertanyakan output dari program santri entrepreneur yang semestinya sudah jelas hasilnya, akan tetapi, Disbudporapar malah berencana mengajukan kembali anggaran sebesar Rp1,2 miliar untuk pelatihan yang sama.

“Jika hanya dilakukan pelatihan tanpa adanya kontinuitas dan aksi nyata, maka hasilnya akan nihil. Terlebih, apa bila rentang waktu kegiatan hanya berbatas dua hingga tiga hari saja, maka skill dari peserta tidak akan terasah secara maksimal,” jelasnya.

Masdawi mengatakan jika program santri entrepreneur tidak jelas, maka lebih baik anggaranya dipangkas dan dialokasikan untuk membuat spot atau gerai.

“Selama dua tahun, dari 2022 dan 2023, ini output Santri Enterpreneur sama sekali tidak jelas. Jangan-jangan, malah bukan santri yang diikutkan pelatihan,” ujarnya.

Apalagi, Komisi IV juga menerima laporan bahwa ada beberapa peserta pelatihan Santri Enterpreneur, lebih memilih untuk menjual peralatan yang diberikan sebagai bantuan.

Jika hal itu benar adanya, maka pihaknya akan memberikan sanksi agar oknum terkait dihapus dari keikutsertaan salam program santri enterpreneur.

“Kami akan awasi dengan ketat. Perihal alat yang dijual, kami akan telusuri langsung. Kalau ternyata benar, maka kami hapus kepesertaannya,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan mengatakan bahwa meski tidak maksimal, namun output program Santri Enterpreneur dapat terlihat dari beberapa produk seperti batik dan blangkon.

Pelaksanaan Santri Enterpreneur menurutnya juga turut melibatkan peran organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep, dalam menyasar para peserta.

“Meskipun tidak maksimal, tapi saya rasakan ada outputnya. Memang produknya masih belum sampai ekspor, tapi banyak peserta Santri Enterpreneur. Bahkan saat ini, mulai membangun usahanya, berbekal apa yang didapatkan selama pelatihan,” pungkasnya. (man)

Exit mobile version