Pendidikan

Hari Pers dan Rusdi Mathari: Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan

2019 02 09 15.43.46 1 2 Hari Pers Dan Rusdi Mathari: Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan
Rusdi Mathari (Gambar ig @rusdi_mathari - Taberita.com)

TABERITA.COM – Hari Pers 9 Februari 2019 ini kelihatannya adalah hari yang pas untuk mengenang Rusdi Mathari. Seorang jurnalis, wartawan, penulis dan konten kreator.

Yang terakhir itu mungkin istilah baru yang muncul sekitar 2 ato 3 tahun ini. Yaitu sejak media makin buanyak dan beragam. Hingga Rusdi pada blog pribadinya Rudi Goblog menulis tagline: Karena Jurnalistik Bukan Monopoli Wartawan.

Rusdi berkata pada wartawan tirto.id, Nuran Wibisono: Sama seperti ekonomi yang terlalu penting untuk diserahkan kepada begawan ekonom, jurnalisme juga terlalu penting jika hanya boleh dimonopoli oleh wartawan.

Rusdi melawan monopoli wartawan dalam jurnalisme. Padahal dia dikenal sebagai wartawan yang sangat teguh memegang prinsip. Karirnya di jurnalisme dan kewartawanan luar biasa. Hingga akhirnya dia dipanggil dan meninggal dunia pada 2 Maret 2018 karena kanker.

Nuran menulis pria berdarah Madura itu sebagai sosok yang keras kepala. Kadang sikap keras kepalanya membawa banyak masalah baginya. Namun Rusdi juga sosok yang humoris, gemar bercerita banyak hal, dan mengayomi anak-anak muda naif.

Rusdi yang lahir di Situbondo 12 Oktober 1967 itu pergi dengan meninggalkan semangat jurnalisme bagi kita semua. Mengingatkan bahwa kita semua bisa menjadi jurnalis tanpa harus jadi wartawan.

Sebab media kini semakin banyak. Mulai dari media sosial hingga media jejaring sosial. Kita secara tidak sengaja kemudian menjadi jurnalis-jurnalis dadakan dengan informasi yang faktual, penting dan bisa dipertanggungjawabkan. Namun, sering kita kurang percaya diri untuk menyampaikan sesuatu di sekitar kita karena bukan wartawan.

Dunia semakin terasa lebar, sekaligus makin sempit. Pengetahuan dan informasi kini makin banyak bertebaran dengan cukup mengetik keyword atau kata kunci pada mesin pencari. Tapi warga dunia makin kritis pada informasi. Mereka ingin informasi empirik dari orang-orang yang ada di dekat sesuatu yang sedang dibahas atau viral. Karena itu dianggap lebih valid. (ano)

Sumber: tirto.id

Exit mobile version