EPISODE I:
AWAL DAN PUNCAK PERJUANGAN
1670 – 1677
Bulan Kemenangan Madura atas Keraton Plered
Tepat 346 Tahun Silam
Perang Trunajaya merupakan peristiwa dahsyat di abad XVII (dekade 1670-an) yang menyajikan banyak data menarik untuk terus didiskusikan. Diketahui bahwa perang ini melibatkan banyak pihak secara militer, di kedua kubu yang berperang. Terlebih di era itu, garis komando militer tidak seperti saat ini yang terpusat, melainkan banyak kesatuan – kesatuan pasukan yang bertugas di garis komando masing – masing. Ada pun kesatuan – kesatuan pasukan tersebut ada yang terikat penuh, agak terikat, dan bahkan juga tidak terikat sama sekali dengan kesatuan pasukan lainnya. Oleh karenanya, pembahasan soal perang di abad ini, khususnya Perang Trunajaya, memang perlu dikupas secara mendalam dari sudut pandang ini, agar terurai jelas kebersamaan dan spesifikasi peran dari masing – masing pihak.
Berdasarkan berbagai catatan sejarah yang ada, kesatuan pasukan dalam Perang Trunajaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yakni 1) tentara induk, 2) tentara auxiliaries (tentara bantuan), 3) tentara mercenaries (tentara bayaran), dan 4) tentara aliansi. Berikut ialah penjabaran singkat mengenai klasifikasi kesatuan pasukan dalam Perang Trunajaya, khususnya di kubu Sultan Intra Prista / Panembahan Maduretna / Pangeran Trunajaya / Raden Nila Prawata:
- Tentara Induk : Kesatuan pasukan Madura, Bang Wetan, dan pasukan yang direkrut dari wilayah taklukkan, yang dipimpin oleh para panglima Madura.
- Tentara auxiliaries : Tentara ini sifatnya sebagai pasukan bantuan, dengan garis koordinasi dan konsolidasi, bukan garis komando. Ada pun kesatuan ini berasal dari pasukan Makassar di bawah pimpinan Karaeng Galesong dengan para panglimanya, pasukan Bima (auxiliary dari Makassar) yang dipimpin oleh putera mahkota Bima yakni Karaeng Panaragang serta para panglimanya, pasukan Melayu (auxiliary dari Makassar) yang dipimpin oleh para panglima Melayu, pasukan Panembahan Rama (Raden Kajoran) dengan para panglimanya, pasukan Panembahan Giri dengan para panglimanya.
- Tentara mercenaries : Belum ada keterangan.
- Tentara aliansi : Tentara ini sifatnya bersekutu, artinya dengan masing – masing garis komando, kooperatif dengan pihak sekutu yang bersangkutan. Ada pun kesatuan ini berasal dari pasukan Kesultanan Banten yang dipimpin oleh para panglimanya (baik di medan area Priangan – Cirebon, maupun Bang Wetan), pasukan Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh para panglimanya, dan pasukan Bali yang juga dipimpin oleh para panglimanya.
Sesuai dengan judul tulisan ini, maka fokus bahasannya ialah seputar tentara induk Madura.