SAMPANG – Sejak jaman bapak kamu masih remaja, Sampang memang sitimewa. Apalagi kalo uda deket-deket pemilihan umum (pemilu) gini gaess.. Jelang pemilu, Sampang banyak “rawon”. Gitu sih kata Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sampang.
Kita pake kata “rawon” biar pikiran kita gak negatif ya. Soalnya kalo pake kata ‘rawan’ kasian sama para jomblo yang suka bayangin perawan. Lagi pula kata ‘rawan’ itu negatif buat menggambarkan kondisi dan suasana.
Oke kembali ke pemilu. Dalam perpemiluan, Sampang memang punya sejarah yang ckup unik. Ya tahu lah, kemarin aja pas milih Bupati dan Wakil Bupati kita mesti dua kali nyoblos. Kita gak bakal sampe nyoblos dua kali kalo pemilu di Sampang tidak bermasalah.
Karena pengalaman yang kemarin lalu itu lah Ketua Bawaslu Sampang, Insiatun menyatakan bahwa Sampang ini memenuhi 16 indikator kerawonan. Andai ini beneran rawon, kalo 16 indikator sudah terpenuhi berarti rawon itu ueeenak banget. Masuk kelas rawon dewa.
Hal utama yang menjadi perhatian Bawaslu adalah penempatan logistic pemilu. Diharapkan penempatannya di lokasi yang benar-benar netral. “Kalau sekarang rawon pemilu, itu semua rawon. Cuma bagaimana KPU-Bawaslu melakukan sosialisasi ke tingkat bawah,” kata Ketua Bawaslu Sampang Insiyatun ke media Senin, 11 Februari 2019.
Rupanya, KPU dan Bawaslu mengantisipasi banget pengalaman pemilihan bupati kemarin yang dua kali nyoblos itu. Buat menghindari pemungutan suara ulang (PSU) itu bawaslu udah berderai keringat untuk melakukan sosialisasi. Caranya dengan ngajak elemen-elemen masyarakat, organisasi, lembaga hingga anak Pramuka dan pemilih milenial.
“Karena pemilih milenial masih belum terkontaminasi dengan politik. Jadi tidak ada indikasi mereka menjual belikan suara,” kata perempuan berjilbab ituh.
Kata Bawaslu pemilih milenial kayak kita-kita ini belum terkontaminasi politik. Iya kah?? Cuma hati kita yang bias menjawabnya. Yang jelas jangan sampai pemilu bikin kita atokaran ya gaess.. Beda pilihan itu biasa. Siapa pun yang menang itu karena takdirnya untuk memimpin dan mewakili kita semua mengelola negeri. (ano)
Source: koranmadura.com