tutup
ght="300">
Berita

Kepala Puskesmas Robatal Beberkan Alasan Tak Berikan Surat Rujukan, Pasien Diduga Hanya Sakit Pusing

×

Kepala Puskesmas Robatal Beberkan Alasan Tak Berikan Surat Rujukan, Pasien Diduga Hanya Sakit Pusing

Sebarkan artikel ini
Potongan Video Terjadinya Kericuhan Saat Audiensi.
Potongan video terjadinya kericuhan saat audiensi.

SAMPANG – Kasus pemukulan yang dilakukan aktivis terhadap Kepala Puskesmas (Kapus) Robatal saat audiensi di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang berlanjut ke proses hukum.

Insiden itu bermula saat sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Reformasi Robatal melakukan audiensi dengan Kepala Puskesmas Robatal yang kemudian difasilitasi oleh Dinkes KB Sampang, Selasa (11/7/2023).

Audiensi tersebut bermula karena sejumlah aktivis melakukan protes terhadap pelayanan di Puskesmas Robatal saat menangani pasien.

Kepala Puskesmas Robatal dr. Beny Irawan mengaku awal mulanya dirinya menangani pasien perempuan berusia 19 tahun saat di Fasilitas Kesehatan (Faskes) Puskesmas Robatal.

Saat itu pasien tersebut mengeluhkan kondisi pusing dan mengalami pingsan, pasien saat itu meminta surat rujukan namun pihak Puskesmas tidak memberikan.

Baca juga  Dukung Kebijakan Relokasi Pedagang Pasar Srimangunan ke Margalela, Dishub Sampang Siap Lakukan Rekayasa Lalin

Pihaknya menilai gejala pasien masih lumrah terjadi di usia tersebut karena pasien hanya mengalami pusing dan pingsan bukan mengalami pusing hingga muntah sehingga menurutnya masih bisa ditangani di Faskes Puskesmas.

“Keluhan pasien seperti itu lumrah terjadi di usia makanya kami tidak memberikan rujukan,” ungkapnya, Kamis (13/7/2023).

Saat itu, kemudian pihak keluarga pasien kemudian kembali menanyakan hingga kapan keluhan pasien tidak akan kambuh lagi, mengingat pasien saat ini masih mengenyam pendidikan di pondok pesantren.

“Saat itu saya bilang ke keluarga pasien nanti kalau sudah menikah keluhan seperti itu tidak akan kambuh lagi. Ya, saya bilang biasanya setelah menikah. Bukan berarti menyuruh cepat-cepat nikah artinya berbeda,” ungkapnya.

Baca juga  Penurunan Angka Stunting Kabupaten Sampang Lampaui Target Nasional

Saat digelar audiensi dirinya kemudian mengklarifikasi kepada peserta audiensi namun peserta audiensi tidak menerima sehingga berujung cekcok hingga dirinya mendapatkan kekerasan fisik, yaitu dipukul bagian belakang kepalanya.

“Kejadiannya seperti di video itu, memang sempat terjadi adu argumentasi dan peserta audiensi ini meminta saya untuk berhenti menjadi kepala Puskesmas,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, kejadian pemukulan tersebut telah dilaporkan ke Polres Sampang oleh Kepala Puskesmas Robatal selalu korban dan saat ini tengah dilakukan penyelidikan. (red)