SAMPANG – Beberapa hari terakhir, santer isu dan keresahan para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Alun – Alun Trunojoyo terkait sterilisasi dari PKL.
Keresahan tersebut membuat para PKL bertanya-tanya dan gelisah sebab banyak masyarakat yang bergantung hidupnya dari berjualan di sekitar Alun – Alun Trunojoyo.
Menjawab keresahan tersebut, kemudian Bupati Sampang H. Slamet Junaidi secara spontan tiba-tiba datang dan duduk lesehan di lokasi para PKL, Sabtu (22/7/2023).
Kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Sampang tersebut membuat kaget para PKL dan sontak berhamburan menyalaminya.
Selang beberapa saat kemudian Pengurus Paguyuban PKL Trunojoyo bersama unsur LSM Garda Kawal Sampang (GKS) yang selama ini intens melakukan Pendampingan ikut nimbrung dalam pertemuan yang tak direncanakan tersebut.
Setelah saling mengenalkan diri St Nadia Ulfah Ketua Paguyuban PKL Trunojoyo dan Paguyuban PKL Sang Engon memulai dialog, menurutnya Paguyuban PKL Trunojoyo berdasarkan SK Diskopindag diberi kepercayaan untuk mengelola para PKL yang ada di Jalan Wijaya Kusuma (Barat) .
Sedangkan Anggota dari Paguyuban PKL Trunojoyo merupakan gabungan dari Paguyuban Sang Engon (SE), Paguyuban Buana Santap Abadi (BSA) keduanya sudah memiliki legalitas mulai Notaris, Menkumham dan SKT Balesbangpol serta PKL yang tidak termasuk di dua Paguyuban (sisi barat/jalur depan DPRD).
“Kunjungan Bapak Bupati suatu kehormatan bagi kami, atas kepeduliannya, ijinkan kami menobatkan sebagai Pemimpin yang peduli PKL,” ujar St. Nadia Ulfah.
Menurutnya, para PKL tersebut sempat resah dan gelisah atas wacana tentang Alun Alun Trunojoyo yang harus steril dari PKL.
Menanggapi hal itu, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi sambil menerawang jauh menceritakan kisah dan pengalaman sulitnya saat sebelum meraih kesuksesan.
“Saya ini berangkat dari bawah sehingga tidak ada sedikitpun niat untuk mendholimi PKL, jadi saya tegaskan tidak benar wacana relokasi PKL dan Alun Alun Trunojoyo steril dari PKL,” ucapnya tegas.
Menurutnya, agenda di hari itu cukup padat namun masih disempatkan untuk berkunjung dan berdialog untuk menyerap aspirasi dan keresahan yang dialami PKL.
Dirinya mengaku sempat ada 2 Pengusaha kuliner dari luar daerah yang meminta ijin untuk beraktifitas di Sampang, namun ditolak karena khawatir akan mematikan usaha kuliner lokal khususnya PKL.
Menurutnya, Alun Alun Trunojoyo dibangun sebagai sarana menjadi Sentra Kuliner dan Sentral di Madura selain untuk peningkatan pertumbuhan Ekonomi.
“Tujuan kami agar perputaran uangnya terjadi di Sampang, Pemkab hanya berupaya menata dan menertibkannya agar kondusif, bersih, nyaman, teratur dan rapi bukan mensterilkannya,” pungkas Bupati Sampang H. Slamet Junaidi. (red)