SAMPANG – Buku adalah jendela dunia. Siapa yang tidak tahu dengan kata-kata bijak tersebut. Namun bukan perkara mudah menanamkan semangat membaca buku apalagi semangat menulis di kalangan generasi muda.
Kondisi ini sangat disadari segenap civitas akademika di SMAN 1 Sampang.
Untuk menjaga semangat membaca dan menulis di kalangan siswa, sekolah terfavorit di Sampang ini menggelar festival literasi pada Kamis (20/9/2018). Salah satu kegiatan dalam festival tersebut adalah bedah buku.
Uniknya, buku yang dibedah bukan karya orang lain. Melainkan karya guru SMAN 1 Sampang sendiri. Buku yang dibedah adalah antologi cerpen dengan judul “Psoriasis, kutukankah?” yang ditulis oleh Nine Apriliyatin.
Selain itu, dalam festival literasi tersebut juga dibedah novel “Ta’dzim Hayati” yang ditulis oleh St. Nur Aisiyah yang juga berstatus sebagai guru di SMAN 1 sampang.
Bedah buku karya guru yang melibatkan siswa sebagai peserta itu dikemas sangat serius. Bahkan panitia mendatangkan pembanding dari luar sekolah. Yakni Set Wahedi, essais dan cerpenis asal sumenep.
“Festival ini merupakan alternatif kegiatan untuk merangsang daya kreatif otak anak agar senantiasa berkembang dengan baik. Tujuannya, untuk mengajak seluruh civitas akademika di SMA Negeri 1 Sampang agar memiliki semangat dan budaya biasa membaca dan menulis,” ucap ketua panitia Moh. Saiful.
Sementara itu, kepala SMAN 1 Sampang Bachtiar Suprianto berharap festival literasi bisa digelar setiap tahun. “Dengan adanya festival literasi, diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa. Selain itu, saya juga berharap siswa dapat melahirkan karya-karya sastra, baik yang sudah layak dipublikasikan ataupun belum” ungkapnya.
Sekedar informasi, selain bedah buku, festival literasi ini juga diisi dengan beberapa kegiatan lainnya. Mulai dari lomba menulis cerpen, membuat jingle literasi, pidato bahasa Inggris hingga bazar literasi. (al)