SAMPANG – Parade musik tradisional “Sa Areh Sa Malem E Madureh” dalam rangka hari jadi Kabupaten Sampang ke 395, Minggu (25/11) malam berlangsung meriah. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang rute yang dilalui oleh 27 tim peserta daul combo dan daul dug-dug.
Didampingi forkopimda, Pj Bupati Sampang, H Jonathan Judianto mengatakan, event tersebut bertujuan untuk memajukan Sampang yang dinamis dan harmonis. Selain itu Jonathan berujar, parade musik tradisional merupakan karya dan inisiatif dari masyarakat sehingga terlaksana dengan baik.
“Parade musik tradisional ini merupakan tradisi yang harus dilestarikan sebagai bentuk seni dan komoditas budaya yang kreatif,” ujarnya, Minggu (25/11) malam.
Pihaknya menginstruksikan Disporabudpar agar mengagendakan rutin kegiatan tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat lokal dan luar sehingga mampu mendongkrak pariwisata di kabupaten Sampang.
“Salam hormat kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi memeriahkan hari jadi Kabupaten Sampang ke 395. Mari kita nikmati dengan gembira,” ucapnya.
Abd Wasik, ketua panitia mengungkapkan, sebelum digelarnya parade musik tradisional, pada bulan Juni lalu pihaknya sudah mengagendakan kegiatan serupa, yakni festival combodug. Namun hal itu dibatalkan karena berbarengan dengan penyelenggaraan Pilkada 2018.
Lebih lanjut kata ketua KNPI Sampang ini, kendala utama dalam penyelenggaraan parade musik tradisional di kota Bahari ada di pendanaan. Karena dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menggelar event tersebut.
“Butuh dana besar untuk menyelenggarakan musik tradisional yang menjadi hiburan seluruh masyarakat Sampang ini,” ucapnya.
Parade musik tradisional “Sa Areh Sa Malem E Madureh” ini diikuti oleh 27 peserta, terdiri dari 8 peserta daul combo dan 19 Saul dug-dug. Rute yang dilalui, start dari depan pendopo Bupati, jalan Wijaya Kusuma, jalan Jamaluddin, jalan Imam Ghozali, jalan Bahagia dan finish di depan pendopo wakil bupati di jalan Trunojoyo. (AW)