SAMPANG – Singkong adalah jenis umbi-umbian yang kaya karbohidrat, seperti halnya beras. Namun komoditas tersebut bukan menjadi prioritas oleh petani Madura, salah satunya di Kabupaten Sampang.
Salah satu sebabnya, nilai ekonomi singkong kalah dibanding komoditas pertanian lain, seperti padi, jagung, kacang tanah, dan cabai sehingga singkong hanya ditanam di lahan yang dianggap tidak terlalu produktif atau biasa orang madura sebut tegalan.
Salah satu petani singkong asal Batu Karang, Kecamatan Camplong, Juara menyampaikan bahwa tanaman singkong memang kurang diminati petani karena masa panennya membutuhkan waktu 8 bulan keatas.
“Meskipun demikian, saya sudah memiliki tekad bulat untuk menanam singkong, yang nantinya bisa diolah mejadi hal yang lebih ekonomis seperti kerupuk dan lain sebagainya,” ujarnya, Senin (29/05/23).
Dirinya menjelaskan bahwa ingin menghidupkan pertanian di desanya dengan komoditas singkong, pasalnya di daerah Batu Karang Camplong banyak tanah tegalan.
“Biasanya singkong hanya ditanam dipinggir pematang sawah saja, namun kali ini saya menanamnya secara penuh satu petak sawah. Semoga tujuan saya sesuai harapan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Suyono mengatakan salah satu penyebab petani di Sampang tidak menanam singkong karena ketika musim panen harga tiba-tiba anjlok drastis.
“Dengan demikian petani tidak mau menanamnya lagi. Disamping harga yang tidak stabil, pemasarannya pun terbilang sulit,” ungkapnya.
Ia menerangkan jika petani lebih memilih menanam komoditas yang jelas pemasarannya, seperti padi, jagung dan lain sebagainya.
“Semoga kedepannya, pertanian di Kabupaten Sampang terus meningkat, serta bisa memanfaatkan lahan menjadi sumber rejeki,” pungkasnya. (dim)