PAMEKASAN – Sebanyak 24 pasang sapi jantan beradu kecepatan di Stadion R. Soenarto Hadiwidjojo, Kabupaten Pamekasan dalam rangka memperingati hari jadi ke 73 Provinsi Jawa Timur tahun 2018.
Tontonan yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Pamekasan pada Minggu (21/10) tersebut memperebutkan Piala Bergilir Presiden Republik Indonesia dan menjadi agenda tahunan.
Diikuti empat kabupaten di Madura, masing-masing daerah mengirimkan enam pasang sapi terbaik yang menjadi juara saat lomba di tingkat kabupaten.
Kepala Bakorwil Pamekasan, Alwi mengatakan, kerapan sapi merupakan salah satu event dalam kalender wisata Provinsi Jawa Timur yang pelaksanaannya telah dipromosikan secara nasional maupun internasional.
“Kerapan sapi bukan sekedar pesta rakyat yang perayaannya digelar seiap tahun, tetapi lebih dari itu merupakan seni tradisional yang harus tetap kita pertahankan sebagai sebuah prestise yang ikut mengangkat martabat masyarakat Madura khususnya para pemilik sapi,” ucapnya.
Salah satu warisan budaya tradisional yang masih bertahan sampai saat ini, tidak hanya menjadi tontonan favorit masyarakat setempat, tetapi wisatawan mancanegara juga antusias menyaksikannya.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menuturkan, kerapan sapi tahun ini benar-benar menghibur, tidak hanya untuk masyarakat Madura, tetapi untuk masyarakat di Indonesia.
“Ada tamu dari Makassar, ada tamu juga dari DPR RI, DPRD Jatim, ada beberapa duta besar dari Amerika, Australia dan Kostarika,” ujarnya.
Baddrut berharap, tahun depan ajang kerapan sapi semakin menghibur masyarakat, khusunya turis manca negara. “Mudah-mudahan kerapan sapi di tahun depan semakin menghibur kita semua, sportivitasnya kita dapatkan, pertumbuhan ekonominya kita dapatkan,” ujarnya.
Pada tahun ini pasangan sapi bernama Sonar Muda dari Kabupaten Bangkalan keluar sebagai juara. Menurut pemilik sapi tersebut, Samsuddin, gelar juara itu untuk yang kedua kalinya, sebelumnya pernah menjadi juara pada tahun 2014.
“Ya sangat gembira sekali pak, sudah dua kali yang juara satu di Piala Presiden,” ungkapnya.
Dalam perlombaan pacuan sapi itu juga menghadirkan kesenian musik saronen dan tari pecut khas Madura, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Dampak lain dari pertunjukan itu adalah bisa menghidupkan perekonomian masyarakat setempat, karena bisa berjualan di area stadion mulai dari makanan hingga pakaian khas Madura.