SAMPANG – Musim kemarau panjang yang terjadi belakangan ini menyebabkan 42 Desa di 12 kecamatan di Kabupaten Sampang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
Hal itu disampaikan oleh kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Anang Djunaedi, Kamis (23/8).
“Ada 12 kecamatan dari 14 kecamatan se- kabupaten sampang, atau 42 desa dari 186 desa dan kelurahan mengalami krisis air bersih,” ucapnya.
Sejak awal Agustus pihak BPBD telah mendroping air bersih ke 42 desa di wilayah kabupaten Sampang yang mengalami kekeringan.
“Masing-masing desa mendapatkan jatah air bersih 3 kali per bulannya,” ujarnya.
Dijelaskan, dari 14 kecamatan se Kabupaten Sampang, hanya kecamatan Omben dan Camplong yang tidak mengalami krisis air bersih.
Untuk mengatasi itu kata Anang, pihak BPBD telah mengajukan anggaran droping air bersih kepada Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 150.000,000.
“Sementara untuk anggaran APBD Kabupaten tidak ada,” jelas Anang.
Lebih lanjut, untuk pengiriman air bersih ke 42 desa, pihak BPBD menggunakan 7 buah unit mobil tangki dengan rincian, 4 unit milik BPBD dan 3 unit milik PDAM Trunojoyo.
“Sehari kami mampu mengirim air bersih ke tujuh desa,” imbuhnya.
Sedangkan kebutuhan air bersih diambil dari 7 lokasi sumber air bersih, yakni di wilayah kecamatan Tambelangan, kecamatan Omben, Desa Pangilen, Desa Glisgis dan Sampang kota.
Menurut data dari BPBD Sampang, musim kemarau panjang ini diperkirakan akan berakhir pada bulan Oktober nanti. (Dim)