tutup
Berita

Akibat Tambatan Perahu, Lingkungan Laut di Bangkalan Kumuh

×

Akibat Tambatan Perahu, Lingkungan Laut di Bangkalan Kumuh

Sebarkan artikel ini
Img-20180923-Wa0471
IMG-20180923-WA0471

BANGKALAN – Prospek pembangunan tambatan perahu di perbatasan Desa Batah Barat dan Karang Anyar Kecamatan Kwanyar disoal masyarakat. Sebab pasca dua tahun pembangunan, tambatan dinilai tidak memberi manfaat. Buktinya, banyak sampah laut berserakan dipinggir pantai akibat terhalangi berdirinya bangunan tambatan perahu.

Sodikin (46) nelayan asal Desa Batah Barat menyampaikan, sampah laut di sekeliling pantai mengganggu ekosistem laut. Selain itu, tumpukan sampah juga didominasi sampah warga. Kendati demikian, sampah menyumbat aliran selokan warga. Sehingga setiap kali hujan, air mudah menggenangi pemukiman.

Img 20240409 Wa0073 Akibat Tambatan Perahu, Lingkungan Laut Di Bangkalan Kumuh

Dia menuding tumpakan sampah akibat tambatan perahu. Sebab sebelum tambatan dibangun, bibir pantai bersih tanpa sampah. “Baru dibangun sampai sekarang, sampah laut menumpuk,” ujar Sodikin.

Menurut dia, sejauh ini belum ada perhatian pemerintah mengatasi sampah laut. Meski beberapa kali pernah disampaikan, namun tidak diketahui tindak lanjutnya. Apabila boleh mengusulkan, pihaknya berharap sampah laut segera ditangani. Sehingga aktivitas pelayaran nelayan tidak terganggu akibat berhamburnya sampah.

Terpisah, Camat Kwanyar, Iwan Setiawan mengatakan, sampah laut yang terjadi di wilayah pesisir pantai dalam tahap pembicaraan. Kemarin, Iwan mengumpulkan sejumlah masyarakat mencari alternatif keberadaan sampah. “Ini masih kami bicarakan,” ujar Iwan disampaikan lewat via telpon.

Iwan menjelaskan, berdirinya tambatan perahu bukan bermasalah. Sebab persoalan pembangunan dengan lingkungan dua sisi berbeda. Meski demikian, masalah sampah laut akan ditangani sedini mungkin. “Dalam waktu dekat, kami tunggu respon warga bagaimana,” singkat Iwan.

Baca juga  Pindah Partai, Dua Anggota DPRD Bangkalan Fraksi Gerindra Segera Dilakukan PAW

Sementara itu, Kades Batah Barat, Muin belum mengetahui secara pasti asal muasal berdirinya tambatan perahu. Apakah dibangun oleh Pemkab Bangkalan atau Pemprov Jatim. Tetapi tetapi dia bersedia diklarifikasi jika itu erat hubungannya dengan desanya. Namun dia mengklaim jika pembangunan tambatan perahu masuk Desa Karang Anyar. “Silahkan tanyakan saja ke kades langsung,” pungkasnya. (Tia)