BANGKALAN – Berdasarkan data Dinas Pendidikan Bangkalan Madura jumlah putus sekolah pada tahun ajaran 2017/2018 mencapai 203 siswa. Putus sekolah jenjang SD 116 siswa dengan prosentase 0,11 persen. Kemudian, jenjang SMP 87 siswa dengan prosentase 0,24 persen.
Plt Kepala Disdik Bangkalan Bambang Budi Mustika mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah. Diantaranya ikut orang tua merantau, baik di dalam maupun luar negeri. Ada juga yang dikarenakan meninggal dunia dan faktor ekonomi. Ada juga yang tidak terlacak.
“Faktor yang paling dominan yakni nikah dini. Faktor lainnya bisa karena kemiskinan. Di daerah tertentu ada yang masih kecil sudah bekerja,” kata dia, Sabtu (3/10).
Menurutnya, rata-rata lama sekolah pada tahun ajaran 2017/2018 yakni 8,14 tahun. Sedangkan pada tahun ajaran 2016/2017 lama sekolah 8,09 tahun. Kemudian, pada tahun ajaran 2015/2016 hanya 8,04 tahun. Artinya, banyak siswa tidak tamat SMP karena masa pendidikan SD hingga SMP butuh 9 tahun.
”Ada peningkatan lama sekolah dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mengubah koma itu saja butuh upaya besar,” jelasnya.
Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Abdul Rohman mengakui bahwa angka putus sekolah di Bangkalan masih tinggi. Kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan juga masih rendah.
“Masyarakat, utamanya orang tua, harus berperan aktif mendorong anak untuk sekolah. Karena ini menyangkut generasi bangsa,” tandasnya. (Tia)