tutup
Berita

Dampak Kekeringan, Warga di Bangkalan Rela Jalan Kaki 7 Kilometer Demi Dapatkan Air Bersih

×

Dampak Kekeringan, Warga di Bangkalan Rela Jalan Kaki 7 Kilometer Demi Dapatkan Air Bersih

Sebarkan artikel ini
Salah Seorang Warga Berjalan Kaki Sejauh 7 Kilometer Mencari Air Bersih.
Salah seorang warga berjalan kaki sejauh 7 kilometer mencari air bersih.

BANGKALAN – Dampak musim kemarau di Kabupaten Bangkalan mengakibatkan sejumlah Desa di Bangkalan mengalami krisis air bersih.

Krisis air bersih ini menjadikan warga Bangkalan khawatir dan prihatin sebab warga untuk mendapatkan air bersih harus menempuh jarak yang cukup jauh seperti halnya di Desa Pangeleyan, Kecamatan Tanah Merah.

Img 20240409 Wa0073 Dampak Kekeringan, Warga Di Bangkalan Rela Jalan Kaki 7 Kilometer Demi Dapatkan Air Bersih

Warga di Desa tersebut harus menempuh jarak kurang lebih tujuh kilometer untuk mengambil air bersih di sumur yang ada di perbatasan tiga desa.

Salah seorang warga Desa Pangeleyan Faruk (35) mengaku bahwa krisis air bersih ini sudah dialami warga desa setempat sejak beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak bulan Mei lalu.

Untuk mendapatkan air bersih, Faruk harus pergi ke perbatasan tiga desa di Kecamatan Tanah Merah yakni Desa Padurungan, Desa Kranggan Barat dan Desa Pangeleyan dengan jarak tempuh sejauh tujuh kilometer sebab didapat dari sebuah sumur di sawah yang masih menyisakan debit air.

“Sudah dua bulan lebih warga kesulitan air bersih. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus ngambil di desa perbatasan tiga desa,” ujarnya, Senin (24/7/2023).

Hal senada juga disampaikan Maisaroh (31) warga Pangeleyan bahwa selain jaraknya yang cukup jauh, warga yang akan mengambil air juga harus mengantre mengingat di lokasi tersebut setiap hari didatangi warga dengan keperluan yang sama.

“Ini satu-satunya sumur di tengah sawah yang masih ada airnya, warga harus antre,” terang Maisaroh.

Baca juga  Angin Kencang Goyang Sebagian Wilayah Pamekasan, Beberapa Rumah Warga Rusak

Kekurangan air bersih ini dibenarkan oleh, Zaiqhulhak Alfarisi, seorang perangkat Desa Pangeleyan bahwa sumur-sumur warga sudah mulai kering sejak lama sehingga warga kesulitan mendapat air bersih.

Mereka mengandalkan sumur yang berada di tengah sawah yang berada di perbatasan tiga desa untuk mendapatkan air.

“Kesulitan air bersih sudah lama, jadi untuk mencukupi kesehariannya harus ambil di sumur yang ada di perbatasan tiga desa yang berada di tengah sawah yang jaraknya cukup jauh,” ungkapnya.

Diakuinya, saat ini memang sudah ada beberapa bantuan yang masuk ke wilayah desa tersebut, hanya saja bantuan yang diterima tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selama musim kemarau.

“Kalau bantuan sudah ada dua kali truck tangki air dari Pemkab, tapi tidak cukup untuk sehari-hari. Kalau bisa kita berharap pemerintah bisa membuat sumber air bersih, sehingga warga tidak jauh saat mengambil air,” pungkasnya. (ang)