tutup
ght="300">
Berita

Dampak Penyakit LSD, Harga Sapi di Sumenep Anjlok

×

Dampak Penyakit LSD, Harga Sapi di Sumenep Anjlok

Sebarkan artikel ini
Salah Seorang Peternak Sapi Di Sumenep.
Salah seorang peternak sapi di Sumenep.

SUMENEP – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi menghantui para peternak di senel bahkan dampaknya kini harga sapi anjlok.

Sapi sonok anakan yang sebelumnya pernah ditawar Rp 40 juta dua ekor, saat ini anjlok hingga Rp 15 juta dua ekor akibatnya peternak sapi saat ini mengalami kerugian

“Masyarakat menjadi trauma dengan kasus PMK, sehingga ketika sapinya sakit dijual dengan harga murah,” tutur Samiudin, peternak asal Desa Belluk Kenek, Kecamatan Ambunten, Selasa (27/2/2024).

Rata-rata peternak menjual sapinya ketika sudah tiga hari tiga malam ngak mau makan sebab penyakit LSD saat ini juga sering diikuti sapi tidak mau makan dan khawatir sapinya mati.

Baca juga  KPU Sampang Mulai Menggelar Rekapitulasi Suara Tingkat Kabupaten, Berikut Jadwal Masing - Masing Kecamatan

“Dari pada mati tidak dapat uang, mereka rela menjual dengan harga murah,” imbuhnya.

Salah seorang pedagang sapi Syaiful Rahman membenarkan anjloknya harga sapi di pasaran bhkan tidak jarang pedagang yang membawa pulang sapi dagangannya karena harga murah.

“Dagangan saya ada yang rugi Rp 5 juta dua ekor, jadi terpaksa saya bawa pulang,” singkat pedagang yang biasa berjualan di Pasar Lenteng dan Pasar Keppo tersebut. (man)