PAMEKASAN – Film pendek berbahasa Madura berjudul Guru Tugas yang tayang di platform YouTube menuai kecaman dari sejumlah pihak seperti halnya ulama dan netizen.
Film yang diproduksi oleh Akeloy Production itu oleh para penontonnya dinilai merugikan dan merendahkan pesantren lantaran menyajikan cerita serta adegan yang tak pantas.
Film berdurasi 36 menit 37 detik itu diangkat dari kisah nyata tentang seorang guru tugas alias guru pengabdian dari sebuah pesantren yang ditugaskan di lembaga pendidikan tertentu.
Dalam film tersebut diceritakan, seorang guru tugas bernama ustadz Supri menyukai salah seorang muridnya bernama Aini. Lantas dia tak bisa mengendalikan diri, dan melakukan hal tak senonoh.
Tak ayal, film yang diliris sehari yang lalu itu mendapat respon negatif dari warganet. Hingga Minggu (5/5/2024) pukul 02.00 WIB dini hari, tayangan tersebut telah ditonton 334 ribu kali, mendapat 11 ribu like, dan 5,1 ribu komentar.
Namun dari ribuan komentar itu, mayoritas bernada negatif bahkan banyak yang mengecam. Seperti komentar dari @FahmiShahaf-g4po.
“saya sebagai guru tugas merasa terhina oleh flm ini kami mohon pada ketuanya yang bikin flm ini jagalah martabat guru tugas dan kamj mohon pada kalian semua AKELOY buatlah flm yang baik ga usa pakek perempuan yang ga menampilkan etika dan moral yang baik SALAM UNTUK AKELOY HAPUS FLM INI,” tulisnya.
“Niat hati nonton film ini biar bisa di jadikan motivasi bagi saya karena saya juga guru tugas tapi kok malah gini yah tidak mencerminkan guru tugas sama sekali, takutnya masyarakat beranggapan bahwa semua guru tugas seperti itu. Sama halnya akeloy ini merusak citra guru tugas, dan pastinya sangat merugikan semua pondok pesantren,” tulis @yudhaart_5448.
“Klo adegan yg kurang pantas muhon g usah d peragakan seperti it.klo d pikir2 in film ny TDK mendidik n majubek citra ny guru tugas,” respon @muqimulhaqi6146 yang juga ditanggapi banyak netizen dengan nada komentar yang sama.
Sementara itu, Ketua RMINU Pamekasan KH. Taufiqurrahman Khozin mengecam konten video tersebut.
Menurut Kiai Apik, panggilan akrabnya dalam video tersebut hanya menampilkan sisi negatif dari perilaku beberapa guru tugas tanpa menyoroti kontribusi positif yang mereka berikan.
Selain itu, pihaknya meminta agar video yang tengah viral tersebut dihapus, dan seluruh kru yang terlibat dalam pembuatan video meminta maaf secara terbuka. (man)