tutup
ght="300">
Berita

Mahasiswa Agribisnis UTM Branding Batik Pamekasan Dengan Mahasiswa Internasional Asal Ceko

×

Mahasiswa Agribisnis UTM Branding Batik Pamekasan Dengan Mahasiswa Internasional Asal Ceko

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Utm Bersama Mahasiswa Asal Ceko Saat Berada Di Pusat Pengrajin Batik Desa Klampar Pamekasan.
Mahasiswa UTM bersama Mahasiswa asal Ceko saat berada di pusat pengrajin batik Desa Klampar Pamekasan.

PAMEKASAN – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) membantu memperkenalkan batik tulis hasil kerajinan warga di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan kepada mahasiswa asing asal Negara Ceko, Senin (2/10/2023).

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tema “Pendampingan Pengelolaan UKM Batik Ramah Lingkungan Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan” bertepatan dengan Hari Batik Nasional.

Dalam kesempatan tersebut, beberapa pihak yang terlibat diantaranya volunteer dari mahasiswa UTM, mahasiswa Agribisnis UTM, dosen UTM, Dinas Lingkungan Hidup Pamekasan, serta warga sekitar.

Batik tulis merupakan salah satu warisan Indonesia yang perlu dilestarikan namun kebanyakan pengrajin batik di daerah Pamekasan utamanya di desa Klampar lebih memilih batik cap dan batik printing sebagai metode produksi batik daripada batik tulis.

Sekretaris Desa Klampar Pamekasan menyampaikan bahwa hingga saat ini banyak mahasiswa maupun tamu yang datang ke desanya untuk sekadar belajar membatik.

Sementara itu, Pengurus International Relation Office (IRO) UTM Dr. Suci Suryani, S.S., M.Pd. menjelaskan bahwa, pihaknya sengaja mengadakan kegiatan tersebut dengan tujuan memperkenalkan batik tulis di Pamekasan kepada Mahasiswa UPOL (Palacky University Olomouc).

Baca juga  LPG 3 Kg Langka, Warga Pamekasan Gunakan Tungku

Hal tersebut menurutnya merupakan salah satu upaya dalam memperkenalkan hasil kerajinan masyarakat lokal yang telah diakui oleh UNESCO.

Pihaknya juga mengatakan bahwa pengrajin batik di lingkungan mereka telah mengikuti pelatihan untuk sertifikasi pengrajin batik. Dengan begitu, kemampuan mereka tidak perlu diragukan lagi.

Sertifikasi kompetensi para pengrajin batik menurutnya penting dilakukan karena sebagai upaya peningkatan profesionalitas dan daya saing para pengrajin batik dalam menghadapi persaingan pasar.

Di lokasi tersebut, mahasiswa asal Ceko diberikan pengetahuan tentang cara membatik, mulai dari mendesain hingga mencuci kain setelah dibatik dengan dipandu oleh pengrajin batik yang ada di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.

Menurut mahasiswa internasional dari Ceko Tereza menyatakan bahwa tangannya terasa gemetar dan grogi saat membatik karena merupakan pertama kalinya membantik menggunakan canting.

Salah satu warga Nawawi mengatakan bahwa alasan pengrajin mulai meninggalkan batik tulis antara lain karena efisiensi waktu pengerjaan yang memakan waktu lama, yaitu paling cepat 1 bulan dan paling lama bisa mencapai 1 tahun.

Baca juga  Pamekasan Hebat, Banjirnya Ikut Hebat Juga

Selain itu, banyak pengrajin batik yang beralih profesi menjadi petani dikarenakan penghasilan dari pengrajin batik yang tidak menentu sesuai dengan adanya permintaan pasar.

Dari hal tersebut, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup serta pengrajin batik setempat untuk mengadakan pelatihan membatik kepada mahasiswa Ceko sebagai upaya pelestarian budaya asli Pamekasan dan mengangkat kembali keautentikan dari batik tulis khas Desa Klampar.

Dalam perjalanan branding batik di Pamekasan, terbukti bahwa budaya dan keindahan motif batik lokal telah menjadi daya tarik yang memikat.

Adanya kolaborasi antara warga lokal, pemerintah, pelaku industri, dan mahasiswa dapat menjadikan batik Pamekasan semakin diakui di panggung nasional maupun internasional.

Harapannya, sinergi ini akan terus mengangkat citra batik Pamekasan, mewujudkan identitas kultural yang kuat, dan meraih apresiasi yang lebih luas dari masyarakat Indonesia dan dunia. (wan)