tutup
ght="300">
BeritaPolitik

Menunggu Reformasi Birocrazy Sampang

×

Menunggu Reformasi Birocrazy Sampang

Sebarkan artikel ini
Bupati dan Wakil Bupati Sampang
Harapannya dua pemimpin Sampang ini bisa memimpin para birokrasi bukan birocrazy ya gaes. (Foto ambil di Pemkab Sampang)

SAMPANG – Hellow gaess, Tata baru dateng dari lagi di luar negeri nih. Makanya lama nggak muncul. Pas dateng langsung bisa ngintip-ngintip acaranya Pemerintah Kabupaten Sampang. Yang kabarnya mau ada reformasi di tingkat pejabatnya.

Infonya sekarang ini lagi proses assesment untuk menempatkan pejabat yang pas di posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Untuk mendukung Bupati dan Wakil Bupati Sampang baru yang semangatnya lagi membara. Sementara semangat para pegawainya banyak yang memble.

Buat pegawai pemerintahan yang sudah baik, nggak usah baper ya. Ini cuma buat pegawai Sampang yang lelet, lemot dan susah sinyal.

Memang sih, ada sejumlah pegawai yang rajin, cakcek dan tampaknya bisa menyamai kencangnya semangat Bupati dan Wakilnya yang on fire banget. Tapi mayoritas lainnya nggak.

Selama Tata ngintip-ngintip rapat dan kegiatan di Sampang itulah yang terasa. Mereka itu gini loh, kalo diundang rapat mesti telat. Kadang sampai 1,5 jam dari waktu di undangan. Nah, kalo udah rapat mereka ini kayak nggak konsentrasi gitu. Maen hapelah, ngobrol sendiri dan banyak nggak fokes.

Baca juga  LSM FKP Dukung Kebijakan Relokasi Pedagang Blok C1 Pasar Srimangunan

Yang gemesin lagi nih, mereka ini suka pengen rapatnya cepet-cepet selese. Bahkan, yang jabatannya udah tinggi-tinggi sering ninggalin rapat sebelum rapatnya selese. Alasannya, ada acara ato rapat lain yang harus dihadiri juga.

Akhirnya, rapat yang dilaksanain sering  nggak menghasilkan apa-apa. Beberapa hari kemudian rapat lagi dan hasilnya sama lagi. Nggak ada hasilnya.

Padahal nih, mestinya satu urusan itu  diberesin dulu sampai tuntas. Baru abis itu baru ngurusin yang lain. Kalo diurusin semua di waktu yang nyaris bersamaan ya jelas nggak akan beres. Rapat terus kan ngabisin duit konsumsi yah.

Akhirnya, jangankan melayani rakyat, lawong bekerja untuk yang kewajibannya sendiri aja mereka kek gitu. Hadeeeh.

Mereka yang lemot-lemot dan cuma bersikap asal bapak senang (abs) itu lah yang Tata sebut birocrazy. Nggak akan maju Sampang kalo birokrasinya crazy kayak gitu.

Di samping itu, para birocrazy ini juga nggak bisa ngabisin anggaran yang udah disediain untuk mereka loh. Sampai sekarang ini, kata sumber terpercaya baru 20% APBD yang terserap. Trus, kalo ngabisin duit aja nggak bisa, apalagi nyari duit ya.

Baca juga  Bawaslu Bangkalan Tertibkan Alat Peraga Kampanye Jelang Masa Tenang Pemilu

Untungnya dalam waktu dekat ini  mau ada reformasi birokrasi. Semoga reformasi itu bukan hanya memindah-mindahkan birocrazy doang. Karena kalo cuma gitu, yah sama aja. Sampang cuma akan ke samping, bukan maju.

Buat kalian yang ada di Sampang, betah-betah ya nungguin reformasi. Kita lihat hasilnya nanti, reformasi birokrasi ato justru reformasi birocrazy.

Bagaimana pun Sampang memiliki pegawai-pegawai yang rajin dan kinerjanya baik. Meski pun tidak banyak, Tata yakin dengan latihan rutin dan gizi yang seimbang, para pegawai rajin itu bisa menulari pegawai lainnya yang masih lelet dan memble.

Maka itu kita berdoa bersama supaya para pegawai yang kinerjanya bagus bisa menempati jabatan strategis. Ini udah September 2019. Sudah lebih dari waktu yang ditentukan Mendagri melarang bupati baru melakukan reshuffle pejabat. Semoga menghasilkan yang terbaik buat Sampang. (dee)