Taberita.com, Sumenep – Produk olahan hasil laut berupa pindang dan petis ikan terus menjadi penopang ekonomi rumah tangga nelayan di Kabupaten Sumenep, khususnya di Kecamatan Ambunten dan Pasongsongan. Kedua daerah pesisir ini dikenal sebagai sentra pengolahan hasil laut yang menghasilkan ratusan ton produk setiap tahun.
Menurut data terbaru dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, produksi pindang ikan di Kecamatan Ambunten mencapai 114 ton per tahun, sedangkan petis ikan sebesar 13,2 ton. Sementara di Kecamatan Pasongsongan, tercatat produksi pindang mencapai 107 ton dan petis ikan sebanyak 12,5 ton per tahun.
“Petis ikan ini diolah dari air bekas rebusan pindang yang dimasak ulang selama lima jam. Rasanya khas dan memiliki nilai jual tinggi. Ini sangat membantu perekonomian keluarga nelayan,” ujar Marlisa Ariyanti, penyuluh dari Dinas Perikanan, Selasa (27/5/2025).
Produk pindang dan petis ikan dari wilayah pesisir Sumenep tidak hanya digemari masyarakat lokal, tetapi juga sudah merambah pasar luar daerah, seperti berbagai kota di Jawa Timur hingga Bali. Bahkan, pindang dari Pulau Sapeken juga mulai dikenal di luar daerah, menunjukkan daya saing UMKM lokal Sumenep.
Sebagai bentuk penguatan ekonomi masyarakat pesisir, Pemkab Sumenep melalui Dinas Perikanan aktif membentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) di desa-desa. Salah satu yang baru dibentuk adalah Poklahsar Sejahtera di Desa Bukabu, Kecamatan Ambunten, yang resmi berdiri pada 29 April 2025 dan diketuai oleh Halimatus Sa’diyah.
“Poklahsar menjadi wadah penting bagi pelaku usaha pengolahan hasil laut. Dengan kelompok ini, produksi dan pemasaran bisa lebih terorganisir dan berkelanjutan,” lanjut Marlisa.
Ia menambahkan, strategi pembentukan Poklahsar juga bagian dari upaya pengentasan kemiskinan berbasis potensi lokal. Ketika nelayan tidak hanya menjual ikan mentah, tetapi mengolahnya menjadi produk jadi, nilai ekonominya meningkat signifikan.
Kabupaten Sumenep sendiri dikenal sebagai daerah kepulauan dengan 126 pulau, yang menghadapi tantangan geografis tersendiri. Oleh karena itu, penguatan ekonomi lokal berbasis potensi daerah menjadi kunci penting untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.