SAMPANG – Jumat (12/10) lalu The Internet Corporation of Assigned Names and Numbers (ICANN) menginformasikan bahwa koneksi internet di dunia mungkin menghadapi 48 jam. Sejumlah media pun ramai memberitakan kabar tersebut. Baik media nasional maupun internasional.
Kenyataannya hanya sebagian kecil pengguna internet yang akan terdampak oleh gangguan tersebut. Seperti dirilis tribunews.com, pihak ICANN menegaskan bahwa gangguan ini hanya akan dialami oleh 1 persen pengguna Internet di seluruh dunia saja.
“Sekarang sekitar 20 jam sejak rollover dan berdasarkan semua informasi yang kami miliki, semuanya berjalan lancar. Hanya ada segelintir kecil laporan masalah yang diduga disebabkan oleh rollover. Dalam semua kasus, tampaknya dampaknya adalah masalah kecil dan segera diselesaikan, “kata juru bicara ICANN kepada media.
Di sisi lain, newindianexpress.com merilis bahwa badan yang menangani alokasi nama situs di Asia (APNIC) memperkirakan persentase gangguan internet di Asia jauh lebih kecil. Lembaga ini menyebutkan bahwa gangguan hanya akan berdampak negatif pada 0,05 persen pada pengguna di Asia.
Seperti ramai diberitakan di beberapa situs media, kemungkinan gangguan terjadi akibat perbaikan sistem kriptografi pada infrastruktur Internet. Menurut ICANN, sistem kriptografi ini akan diperkuat untuk membantu melindungi Domain Name System (DNS) dari hacker, serta mencegah dan melawan serangan penyadapan yang ramai terjadi belakangan ini.
ICANN meminta semua penyedia layanan internet untuk meningkatkan perangkat lunak mereka yang menyelesaikan nama situs web menjadi kode digital dan mengarahkan lalu lintas ke server yang tepat
Juru bicara ICANN mengatakan, tidak ada yang dapat mengetahui secara pasti operator mana yang telah mengaktifkan validasi DNSSEC pada resolver mereka. “Dan karena tidak seorang pun kecuali operator dapat mengetahui apakah penyelesai dengan validasi DNSSEC diaktifkan siap untuk rollover,” tegasnya.