BANGKALAN – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi berupaya terus mensinergikan Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). Salah satunya melalui pemberdayaan kelompok masyarakat dengan skema Kedaireka atau Matcing Fund.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (FP-UTM) berkesempatan mengimplementasikan Kedaireka di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).
Kegiatan ini diharapkan ada keterlibatan para akademisi dan mahasiswa dalan mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Kegiatan dilakukan untuk merespon perwujudan nafkah berkelanjutan guna penanggulangan perilaku destruktif masyarakat desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi yang juga sebagai desa penyangga TNMB. Perwujudan nafkah yang dimaksud adalah aktivitas ekowisata Muara Mbaduk,” kata Ketua tim Kedaireka FP-UTM di TNMB 2023 Ihsannudin, Selasa, ((11/07/23).
Menurutnya, secara signifikan, ekowisata mampu berkontribusi dalam memperkuat konservasi dilingkungan masyarakat.
“Ekowisata menjadi penerjemahan konsep konservasi berbasis masyarakat atau community-based conservation” jelas Ihsannudin.
Ia juga menambahkan, tatkala masyarakat lokal memperoleh manfaat ekonomi dari ekowisata, maka akan menjadi insentif bagi masyarakat lokal untuk turut menjaga kelestarian kawasan.
Seperti halnya Destinasi Wisata Muara Mbaduk, Destinasi wisata ini mengandalkan keindahan muara sungai, panorama sunrise dan sunset, muara dan pantai serta area camping ground memiliki potensi atraksi ekowisata yang luar biasa.
“Meski demikian pembenahan di berbagai aspek guna upaya penguatan destinasi tetap perlu dilakukan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Eko Hadi Purnoma yang mengelola ekowisata Muara Mbaduk berkomitmen melakukan berbagai improvisasi.
“Kehadiran akademisi melalui inovasi IPTEK sangat diharapkan dapat turut membangun Muara Mbaduk menjadi lebih baik” ungkap Eko.
Untuk itu kedaireka FP UTM yang bermitra dengan Kantor Balai TNMB diharapkan memberikan di seminasi IPTEK pengembangan ekowisata di Muara Mbaduk.
Wujud pengembangan ekowisata tersebut meliputi beragam aktivitas berkenaan dengan manajemen pengelolaan dan pemasaran ekowisata, peningkatan nilai atraksi, pengelolaan sampah serta penyelamatan penyu.
Ditempat yang sama, Kepala seksi pengelolaan TNMB wilayah I Sarongan Wihandono Eki Sutopo menyambut baik kegiatan ini.
“Meski Universitas Trunojoyo ada jauh di Bangkalan ternyata memiliki keberpihakan juga terhadap upaya konservasi melalui ekowisata di kawasan TNMB” sambut Eki.
“Ini membuktikan bahwa meski Universitas Trunojoyo berada jauh di Pulau Madura namun kiprahnya tak terbatas pada lingkup lokal saja namun mampu menunjukkan eksistensinya ke lingkup luar, terlebih secara karakteristik sosial budaya, masyarakat desa penyangga kawasan TNMB juga jamak yang beretnis Madura,” pungkasnya. (ang)