SAMPANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang diduga mengarang cerita soal penolakan pasien balita di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Torjun Kabupaten Sampang yang dikeluhkan oleh keluarga pasien.
Hal tersebut diketahui saat jumpa pers di Kantor Dinas (Dinkes) setempat, dalam keterangannya Abdullah Najich Kepala Dinkes Sampang mengklaim tidak ada penolakan terhadap pasien balita asal Desa Tanah Merah Kecamatan Torjun yang hendak berobat, bahkan pihaknya mengaku telah melakukan pemeriksaan awal.
“Pemeriksaan suhu sudah dilakukan, tidak ditolak,” klaimnya, Senin (18/3/2024).
Ditanya soal lokasi layanan kesehatan diluar Puskesmas Torjun, lagi-lagi ia berkelit dengan mengatakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memenuhi, salah satunya ketersediaan kasur untuk pasien saat jumlah pasien over.
Sehingga pasien balita tersebut tidak bisa dirawat di Puskesmas Torjun, padahal ia mengaku ada 2 unit kasur yang kosong di UGD khusus untuk pasien darurat.
Tidak mau dianggap lalai, pihaknya berbalik menyalahkan keluarga pasien yang menganggap 2 kasur itu dianggap ada, padahal untuk kedaruratan, sehingga pihaknya memberikan rekomendasi kepada keluarga pasien bahwa bisa dirawat inap secara vertikal atau horizontal.
“Artinya bisa dirawat di Puskesmas sekitar, atau langsung ke RSUD Sampang,” kelitnya.
Sementara itu, keluarga pasien Hj Hurmatun membantah pernyataan Kadinkes Sampang tersebut, ia menegaskan apa yang dikatakan pihak Dinkes itu tidak benar.
Pihaknya menjelaskan bahwa yang terjadi di lapangan, pasien tidak dilakukan pemeriksaan, bahkan tidak ditanya apa apa oleh petugas di Puskesmas Torjun dan disuruh pulang.
“Sudah pulang aja,” katanya menirukan bahasa petugas di Puskesmas Torjun.
Melihat kondisi pasien sudah gemetar, pihaknya memutuskan untuk mencari layanan kesehatan terdekat, hingga akhirnya mereka mendapat layanan kesehatan di Puskesmas Kamoning, Kabupaten Sampang.
“Karena sudah tidak dilayani dan disuruh pulang, kami mencari Puskesmas terdekat, Alhamdulillah diterima di Puskesmas Kamoning,” katanya.
“Baru setelah dibawa ke Puskesmas Kamoning, ada tindakan dari petugas yang jaga,” tandasnya. (red)