BANGKALAN – Wacana pembentukan Provinsi Madura kembali menguat. Hal ini terlihat dari digelarnya diskusi lanjutan pembentukan Provinsi Madura di Gedung Rektorat Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Sabtu (24/5/2025), yang menghadirkan sejumlah kepala daerah dan tokoh penting di Pulau Madura.
Acara strategis tersebut dihadiri oleh Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Bupati Pamekasan KH. Kholil Yasin, perwakilan DPRD se-Madura, jajaran Bassra, Panitia Nasional Persiapan Pembentukan Provinsi Madura (PNP3M), serta perwakilan dari Universitas Trunojoyo dan Universitas Wiraraja.
Dalam kesempatannya, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pembentukan Provinsi Madura. Ia menekankan pentingnya sinergi antara empat kabupaten di Madura agar cita-cita ini bisa terwujud.
“Kami mendukung penuh cita-cita besar ini. Tapi yang tak kalah penting adalah bagaimana empat kabupaten menyatukan persepsi, khususnya dalam mengelola potensi dan meningkatkan PAD,” tegasnya.
Aba idi sapaan akrabnya juga menyoroti pentingnya Madura untuk bangkit secara ekonomi dan tidak terus-menerus menjadi penonton dari kekayaan sumber daya alamnya sendiri.
“Sudah saatnya Madura berdiri di atas kakinya sendiri. Kemandirian ekonomi adalah fondasi penting menuju provinsi baru yang maju dan bermartabat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PNP3M H. Ahmad Zaini menyampaikan bahwa Madura sangat layak menjadi provinsi, berdasarkan kajian akademik dari UTM. Kajian tersebut mencakup lima aspek utama: ekonomi, sumber daya manusia, sumber daya alam, sejarah, serta sosial-budaya dan bahasa.
Namun, ia menyebut ada tantangan dari sisi regulasi, terutama terkait syarat minimal lima kabupaten/kota dalam pembentukan provinsi baru sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014. Sedangkan Madura hanya memiliki empat kabupaten.
“Kami pernah mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, namun ditolak. Kini, kami mendorong Presiden agar menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) sebagai solusi alternatif,” ungkap Zaini.
Sekretaris Bassra KH. Syafik Rofii juga menambahkan bahwa diskusi ini adalah momentum strategis untuk memperkuat semangat kebersamaan lintas daerah dan sektor.
“Kita harus menyatukan kekuatan demi masa depan Madura yang mandiri, maju, dan bermartabat,” ujarnya.
Diskusi ini menandai langkah konkret dalam menyusun strategi bersama untuk mewujudkan Provinsi Madura sebagai entitas administratif baru yang diharapkan bisa membawa dampak positif bagi pembangunan wilayah dan kesejahteraan masyarakat Madura secara menyeluruh.