BANGKALAN – Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat ada 12 kabupaten/kota yang menjadi lokus balita stunting. Stunting itu bahasa keren dari kurang gizi gaess..
Dari 12 lokasi stunting itu, tiga di antaranya ada di Madura. Yaitu, di Kabupaten Bangkalan, Sampang dan Pamekasan. Dinkes Jatim menilai kondisi kurang gizi di tiga kabupaten Madura ini rendah dalam 5 tahun terakhir.
Kondisi kurang gizi ditandai dengan stunting. Cirinya, panjang balita tidak sesuai dengan yang seharusnya. Nah, kondisi tersebut di Bangkalan masih mencapai 40 persen. Turun sedikit saja dibanding data 5 tahun sebelumnya.
Penurunan jumlah stunting di Pamekasan juga kecil seperti di Bangkalan. Sementara di Sampang, justru mengalami peningkatan jumlah stunting sebagai alarm banyaknya balita kurang gizi. Pada 2018 diketahui mencapai mendekati proporsi 50 persen.
Menanggapi data dari Dinkes Jatim itu, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Suhdi bilang: faktor utama sulitnya penurunan stunting di Bangkalan berkaitan dengan kultur masyarakat.
Kata Suhdi, “Di Madura, masih ada kepercayaan orang hamil gak boleh banyak-banyak. Soalnya bkalo makan banyak bayinya nanti besar. Banyak juga yang percaya agar tak banyak makan ikan saat hamil.”
Kalo bayi besar, katanya akan berdampak pada kelahiran. Dan kalo banyak makan ikan dibilang nanti kalo melahirkan darahnya bakal amis.
Balita Stunting Karena Ibunya Kurang Pengetahuan
Faktor lainnya, orang Madura jarang sekali memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Banyak orang tua sudah memberikan makanan tambahan pada bayi yang usianya masih dibawah 6 bulan. “Kadang dikasih lontong atau pisang lembut beberapa hari setelah bayi lahir,” tambah Suhdi.
Saat menyusui, para orang tua juga melarang ibu muda untuk makan sumber protein yang bagus untuk ASI. Ibu-ibu muda dilarang oleh orang tuanya makan ikan atau telur. Padahal ikan dan telur sangat baik untuk tambahan protein bagi ibu menyusui.
Dijelaskan, kondisi stunting tidak hanya disebabkan karena kekurangan gizi saja. Kesediaan pangan, sanitasi dan faktor ekonomi keluarga juga sangat berpengaruh.
Kini upaya penanggulangan stunting sebenarnya udah terus dilakukan. Di antaranya dengan memberikan tablet penambah darah buat remaja cewek. Dan terus memberikan pendidikan kesehatan yang baik pada calon ibu dan ibu-ibu muda. Supaya tetap makan makanan sehat selama hamil dan menyusui. (dee)
Source: surya.co.id