Beberapa peneliti memandang: “sains sebagai sesuatu yang statis, sebuah satuan prinsip yang saling berkaitan, yang menjelaskan tentang dunia tempat kita hidup”. Sebaliknya, Conant memandang (dan kita pun setuju dengan pandangan ini: “sains sebagai proses perkembangan yang dinamis, lewat eksperimentasi dan observasi, sebuah satuan prinsip yang saling berkaitan, yang selanjutnya kembali memproduk eksperimentasi dan observasi .
Dalam pandangan semacam ini tujuan dasar sains adalah menemukan penjelasan-penjelasan umum yang disebut “teori”. Teori memiliki peran sentral dalam sains. Sebagai tujuan puncak sains, teori merupakan sebuah satuan bangunan-bangunan (konsep-konsep) , definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang menyajikan sebuah pandangan sistematik tentang fenomena dengan menetapkan hubungan-hubungan antar variabel, semua itu bertujuan untuk menjelaskan dan meprediksi fenomena. Ia merupakan sebuah badan dari kesimpulan-kesimpulan yang konsisten dan saling berkaitan yang siap untuk memberi penjelasan. Secara logis teori terdiri dari konsep-konsep, asumsi -asumsi, dan kesimpulan-kesimpulan. Fungsi utama teori untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi hal-hal yang teratur dalam perilaku (regularities in behavior). Teori merupakan metode heuristika (metode pemecahan) yang mendorong dan mengarahkan perkembangan pengetahuan selanjutnya.
Semua teori disajikan dalam bentuk umum dan abstrak. Teori bukan soal apakah salah atau benar, tetapi soal bisa dipakai atau tidak. Sikap menjauh terhadap teori adalah diakibatkan sebagiannya oleh kesalahan persepsi tentang teori. Semua teori dipakai untuk menunjuk luas konsistensi secara internal, menyimpulkan prediksi-prediksi yang akurat tentang kejadian-kejadian, dan membantu para praktisi agar lebih mudah memahami dan mempengaruhi perilaku manusia.
Bentuk dari teori itu, bagaimanapun, kurang penting dibanding tingkatan sejauh mana teori itu bisa dipakai oleh ilmu pengetahuan. Riset dan teori utamanya dipertimbangkan atas dasar kegunaannya (utility). Dan karenanya sikap menjauh dari teori dalam pemecahan berbagai persoalan adalah sikap tradisional yang tidak mendapat pencerahan ilmu pengetahuan. Sikap tradisional yang semacam inilah yang masih dipegangi oleh orang-orang kita, baik dalam masyarakat maupun pemerintahan.
Dunia teori itu dapat dipahami lebih baik dengan cara memperhatikan:
1. Makna masing-masing komponen teori dan
2. Bagaimana masing-masing komponen berkaitan antara satu dengan lainnya.
Komponen yang dimaksud, yang pertama adalah konsep. Ilmuwan mencipta konsep yang dapat membantu mereka dalam meneliti dan menganalisa fenomena yang ada secara sistematik. Dengan kata lain, mereka mencipta sebuah bahasa untuk mendeskripsikan perilaku yang terdapat dalam dunia nyata. Kedua asumsi, ia merupakan sebuah statemen yang dijamin atau diterima sebagai kebenaran. Asumsi-asumsi yang diterima tanpa bukti tidak memerlukan pembuktian itu sendiri. Dan ketiga generalisasi, yaitu sebuah statemen atau proposisi yang menunjuk pada hubungan pasangan dari dua konsep atau lebih. Dengan kata lain, Sebuah Generalisasi berhubungan dengan konsep-konsep dalam sebuah bentuk yang bernilai. Beberapa jenis generalisasi mendasarkan pada formulasi-formulasi teoritik. Asumsi disebut generalisasi, jika semua asumsi itu bersifat berhubungan dengan dua konsep atau lebih. Keempat adalah hipoteisis yaitu generalisasi yang mengandung dukungan empirik yang terbatas (lihat di atas). Kelima, prinsip yaitu, generalisasi yang mengandung dukungan empirik yang substansial. Dan terakhir hukum yaitu, generalisasi yang mengandung sebuah tingkatan yang kaya dengan dukungan empirik. Generalisasi yang sama pada tingkatan teori yang berbeda dan tingkatan riset pengembangan yang berbeda, bisa menjadi sebuah hipotesis, prinsip, atau hukum.